Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Minggu, 08 Desember 2013

Monster Kecoa


Ada yang takut kecoa?? Saya rasa banyak. Hehe

Seperti yang kita tahu, kecoa biasa kita jumpai di dinding-dinding kamar mandi, dapur, gudang bahkan di tempat sampah. yaaa..mereka memang menjijikan. Tapi siapa mengira kalau hewan  ini ternyata mempunyai kekuatan yang menakjubkan. Jadi, Bagi yang belum tahu banyak mengenai seluk beluk kecoa, jangan buru-buru membenci hewan mungil ini. Mari kita lihat dulu apa yang patut kita banggakan dari si monster kecoa. Hehe

Kecoa Bisa Hidup 9 Hari Tanpa Kepala

Bayangkan bagaimana kita hidup tanpa kepala? Tanpa makan bahkan bernafas? Tentu hal ini akan mustahil bagi manusia. Tanpa kepala sama dengan mati, hal ini tidak berlaku bagi kecoa. Bagaimana bisa? Bagaimana mereka bisa bernafas tanpa kepala? Bagaimana mereka bisa makan tanpa kepala? Oke oke kita bahas satu persatu. -_-

Yang pertama, bagimana kecoa bisa bernafas tanpa kepala? Jawabannya adalah bahwa mereka bisa bertahan tanpa kepala karena mereka bernafas melalui saluran lubang kecil disetiap bagian tubuhnya. Mereka tidak bernafas melalui hidung seperti manusia, lagipula otak kecoa tidak bertugas untuk mengontrol proses pernafasan.  Mereka juga tidak memiliki jaringan pembuluh darah atau pembuluh darah kapiler kecil yang membutuhkan tekanan darah untuk mengalirnya darah. Beberapa saat setelah kepala kecoa terlepas dari lehernya, leher kecoa akan tertutup oleh semacam gumpalan sehingga tidak akan terjadi pendarahan pada kecoa. Jadi, sudah wajar kalau kecoa bisa hidup sekitar 9 hari tanpa kepala.

Yang kedua, bagaimana kecoa bisa makan tanpa kepala? Jawabannya tentu ngawur kalau kecoa bisa makan tanpa kepala. Yang benar adalah bahwa kecoa bisa bertahan hidup meskipun tanpa makan selama kurang lebih 9 hari karena kecoa adalah hewan poikilotherms. Hewan poikilotherms adalah hewan berdarah dingin, yang artinya mereka membutuhkan lebih sedikit makan daripada manusia. Bahkan serangga ini bisa hidup berminggu-minggu hanya dengan makan sehari saja.

Kecoa Penghasil Antibiotik Alami

            Didalam otak kecoa terdapat 9 senyawa kimia yang berfungsi sebagai antibiotik terhadap bakteri. Sembilan senyawa tersebut bisa melumpuhkan 9 bakteri yang berbeda, karena senyawa tersebut akan sangat beracun terhadap bakteri. Akan tetapi senyawa-senyawa tersebut aman bagi sel-sel manusia, justru bisa melumpuhkan juga bakteri E-colli. Meski aman, penggunaan antibiotik kecoa terhadap manusia masih perlu penelitian lebih lanjut lagi oleh para ahli.

            Dengan dimilikinya sistem pertahanan tubuh yang baik, sangat memungkinkan bagi kecoa untuk tetap sehat dan hidup ditempat yang paling kotor sekalipun. Dan tidak mengherankan lagi kalau kecoa kita juluki sebagai monster yang tidak mudah untuk dimusnahkan. Hehe

            Demikian beberapa ulasan tentang betapa menakjubkannya hewan yang lagi-lagi disebutkan sebagai hewan  menjijikan. Mereka  ternyata memiliki kegunaan luar biasa. Semoga ulasan tersebut diatas sedikit banyak bisa menggeser anggapan anggapan jahat kita terhadap serangga mungil ini. :D


NB : kecoa biasa dijadikan sebagai senjata ampuh PDKT untuk menakut-nakuti gebetan. Dilarang coba-coba bagi cowok penderita phobia kecoa akut.  Supaya tidak berakhir dengan mengerikan...!!! :P :D


Sabtu, 16 November 2013

Bisik bisik para pejuang


Potret  yang menghangatkan
Disepanjang semilir anginnya...
Bagi jiwa yang terlunta oleh bisingnya kota
Keramahan yang mengharukan
Dibalik angkuh tebingnya...
Membayar keletihan dengan suguhan yang tak tergantikan

Jurangmu adalah kegelapan
Tebingmu benteng kesunyian
Dan puncakmu adalah titik ketenangan

Lama ataupun segera...
Aku akan kembali
Menuruni jurang-jurangmu
Menapak tegap pada tebing-tebingmu
Dan meninggalkan sepi dinginmu,,

Aku pergi bukan untuk melupakan
Tapi untuk menceritakan keramah tamahanmu pada dunia luar
Untuk menunjukan eksotikanya langit subuh yang menggantung

Dan mengabarkan bisik-bisik para pejuang

(dari bapak dan ibu) Mahasiswa bukan perawat, tukang parkir ataupun juru kunci


Dari bapak dan ibu


Tanggung jawabmu...
Memenuhi permintaanku
Baktimu...
Bukan untuk menentang perintahku

Kau bukan perawat
Yang setiap malam terjaga untuk pasiennya
Kau bukan tukang parkir
yang akan menjaga setiap detil kendaraan titipannya
bukan juga kau seorang juru kunci
yang akan tau segala hal saat kau mengawasinya

tapi kau mahasiswa
memikul tanggung jawab ditanah rantau
pada nilai dan rutinitas mahasiswa pada umunya
bukan perawat, tukang parkir dan juru kunci
yang hanya sibuk dengan orang tuanya

Pergilah nak,,
Meski tanah rantau itu keras tak mudah dijajaki
Pergilah nak,,
Meski rutinitas membosankan memaksamu berpaling
Pergilah nak,,
Meski tugasmu berat untuk kau tunaikan

Itulah tanggung jawab
Tanggung jawab sesungguhnya seorang mahasiswa

Selasa, 05 November 2013

kosong

Ada yang meluap luap dibalik manisnya senyuman
ada yang menderu dibalik renyahnya tawa
ada yang menyusup disela-sela rindu
Aku tak menyadari apa yang begitu menyesakkan
bahkan aku tak megetahui apa yang hilang

Aku termenung dihadapanMu
penuh harap...
aku perlu tau

aku sedang enggan menumpahkan tinta hitam pada kertas putih
biarkan ia tumpah pada keangkuhanku sendiri
Tapi sungguh...
aku perlu tau

Sang Pencipta,
aku yang berpijak di lapangan kesalahan
menari-nari seperti anak kecil bersama hujannya
Sang Pencemburu,
aku yang berpaling pada kenyataan
mencari kembali dekapanMu

Ahh,, lagi-lagi aku yang salah
aku yang berpaling
aku yang menghilang
aku yang melupakan
Aku terlalu lama bercermin di jalan jalan hitam
aku tak tau..
bahkan Kau bukakan pintu sebelum aku mengetuk


Aku tiada tau apa-apa
kosong
tak berarti apa-apa
tanpa pernah melakukan apa-apa


Minggu, 27 Oktober 2013

seperti apakah ikhlas itu??




Seperti apakah ikhlas itu?

Ikhlas itu seperti surat Al-ikhlas, yang tidak ada kata ikhlas didalamnya.
Selama ikhlas masih terucap, itu berarti belum ikhlas. Karena dia yang ikhlas, yang senantiasa berbuat tanpa menyebut keikhlasannya..



Senin, 12 Agustus 2013

Masih Layakkah Kitab Berbahasa Jawa Dipertahankan? | Tanbihun Online

Masih Layakkah Kitab Berbahasa Jawa Dipertahankan? | Tanbihun Online

Selasa, 02 Juli 2013

Pipiet Senja : Perjuangan Hidup Penggores Pena

Selasa, 02 Juli 2013 kemarin saya baru menyelesaikan membaca sebuah novel berjudul ‘Bidadari’, hasil goresan pena dari bunda Pipiet Senja. Awalnya tak banyak yang saya ketahui tentang beliau, baru-baru ini saja saya tertarik untuk membaca  novel yang terbit dibulan Januari tahun 2010 silam. Barulah setelah saya menamatkan bacaan saya ini, saya mulai terdorong untuk mengenal lebih jauh seperti apa sosok seorang Pipiet Senja.

Pencarian saya mulai dari profil beliau. Lama saya terpaku pada layar netbook, dan seperdetik kemudian saya menemukan banyak sekali tulisan-tulisan mengenai beliau. Mulai dari biodata pribadi, karya-karya nya serta tentang bagaimana problematika kehidupan yang beliau alami.

Sampailah saya pada sebuah tulisan disebuah Blog yang sangat menyayat hati. Kalau biasanya bunda menciptakan goresan-goresan fiksi sebuah pena yang memilukan, yang ini adalah sebuah kenyataan. Kenyataan bahwa seorang Pipiet Senja, seorang wanita dalam hingar bingar dunia tulis menulis yang telah menginspirasi banyak orang hanya bisa tergolek lemah menunggu uluran tangan manusia-manusia dermawan yang ingin menyumbangkan sedikit rizkinya.

Berikut Tulisan bunda Pipiet Senja dalam Blog nya


Cibubur, 14 Maret 2013
Pipiet Senja saat menerima penanganan medis

Memasuki bulan kedua sejak mendengar diagnosa dokter, mengenai kondisi kesehatanku; kelainan darah bawaan, hepatitis, kardiomegali dan DM alias diabetes melitus.

Sejak itulah aku memutuskan untuk menjaga ketat asupan makanan dan minuman. Saking ketatnya, dan kepingin sekali menurunkan kadar gula dalam darah, aku tak pernah lagi sarapan lengkap, selain semangkuk kecil havermut dan segelas susu diabetes.

Sementara itu, sejak memutuskan gugat cerai, aku harus pergi dari rumah yang selama ini kami, aku dan putriku tempati. Terhitung sejak Agustus 2012, aku numpang di rumah anak-anak, hanya dua anak.

Anak sulung sudah punya rumah cicilan di Citayam. Adiknya, perempuan baru menikah dan masih numpang di rumah dinas mertua di Halim. Karena harus bolak-balik ke RSCM, untuk menghemat enerji dan dana, kuputuskan numpang di rumah dinas besan.

Apabila ingin nyaman menulis dan beribadah, biasanya aku akan pergi ke Mesjid At-Tin, di sanalah bersama para nomaden lainnya; aku menulis, menulis sambil bermunajat. Memohon kesembuhan
langsung dari Sang Khalik.
Acapkali ada seseoang yang menyodokan nasi bungkus kepadaku dengan tatapan iba dan simpati. Barangkali dia mengira diriku pun tak lebih sebagai perempuan tua tunawisma, wajib dikasihani dan dibagi nasi bungkus.

Karena tak enak hati jika menolak tawarannya, maka aku pun mengambilnya dengan penuh rasa syukur. Aku menyuap nasi pemberiannya itu dengan airmata bercucuran, hmmm, ternyata nikmat sekali nasi bungsu lauk tempe tahu alakadanya campur rasa asin airmataku sendiri.

Tak jarang putriku Butet mengira emaknya ini sedang berada di Citayam, di tengah keluarga abangnya dan cucu-cucu. Demikian pula sebaliknya, sulungku Haekal  mengira aku baik-baik saja berada di dekat Butet di Halim.

Namun, satu hal yang jelas dari serangkaian terapi, tiada kata lain kecuali; harus menebus obat!

Jika selama ini masih bisa memanfaatkan Askes, maka sejak menjadi janda, fasilitas Askes pun dicabut. Demi Kartu Sehat, terpaksa aku harus memilih pindah menjadi warga DKI Jakarta.

Selamat tinggal Depok, selamat tinggal Jawa Barat dengan segala keindahannya, kampung halaman tercinta.

Ternyata mengurus Kartu Sehat pun belum bisa kulaksanakan. Begitu banyak waktu tersita, mengobati lever dan jantung, berseberangan dengan antidiabetes. 

Dokter sudah menggambarkan prognosa, kemungkinan terburuk di kemudian hari dengan mengkonsumsi semua obat-obatan yangsegambrengan. Ginjal bisa kena, pancreas bisa saja tidak berfungsi dan itu berarti menghilangkan produksi albumin.

“Dokter, sudah, ya, jangan dibahas lagi. Semuanya sudah saya tahu, saya baca dari browsingan,” tukasku satu kali, rasanya bikin sakit kepala dan bisa struk mendadak mendengar kemungkinan-kemungkinan terburuk itu.

Inilah obat-obatan yang harus aku telan setiap harinya; Xjade, 6 butir gede-gede diminum sekaligus, dicairkan, ini khusus untuk menormalisasi zat besi ferritin pasca ditransfusi. Isosorbide Dinitrate, Scantipid, Captropil, Metformin, Lansoprazole, Merzasol, Vitamin E, B12, Asam Folat dan transfusi darah yang semakin sering.

Padahal sebelumnya, selama berpuluh tahun, dokter hanya memberiku Asam Folat dan Xjade atau Desferal saja. Obat yang satu ini jika harus beli harganya satu kaplet berisi 7 butir adalah; 1 juta 367 ribu. Aku membutuhkan 180 butir per bulannya.

Ya Allah, aku ingin sembuh, tetapi begitu mahal kesehatan itu, ya Robb!
“Jual sajalah, Ma, rumah kontrakan yang dihibahkan Papa ke Butet itu,” usul putriku satu kali. 

Dia tentu bisa merasakan bagaimana ibunya ini semakin sering wara-wiri ke rumah sakit, artinya semakin banyak saja dana yang harus dikeluarkan.

“Serius? Itu kan rumah kenangan, banyak peristiwa terjadi selama 25 tahun kita menempatinya.”

“Kebanyakannya juga peristiwa menyakitkan, Mama. Lihat Mama dijadikan samsak, dipukuli, ditendangi, mata Mama bocor dan berdarah-darah. Tulang lutut Mama retak, jalan pincang sampai berbulan-bulan….”

“Pssst, lupakan semuanya, Nak,” tukasku mendadak ngeri lagi jika mengingat semua kekerasan yang pernah kami peroleh dari lelaki itu.

“Makanya, jual sajalah! Lagian kita memang membutuhkannya. Terutama buat berobat Mama. Katanya kan Mama mau berobat ke Melaka?”

“Iya sih, eh, kalau ada dananya. Bagaimana dengan rumah yang harus kita miliki juga?”
Butet tercenung. Tentu saja kami harus menyadari bahwa saat ini yang terpenting adalah rumah tinggal sendiri. Ini rumah dinas, besan dalam masa persiapan pensiun. 

Kabarnya, mereka hanya diberi waktu sampai September, dan itu tinggal beberapa saat lagi!
“Begini saja, fokuskan dulu untuk cari rumah yang bisa dicicil dengan KPR. Ingat, jangan yang mahal, ya, yang penting kita bisa tinggal nyaman dan rumah sendiri,” pesanku memutuskan matarantai kegamangan.

“Hmm, DP-nya dari mana, Ma? Tabungan kami gak seberapa banyak.” Butet tertunduk di samping suaminya yang tak berkata-kata.

”Mama akan berusaha cari solusi untuk DP-nya. Selanjutnya kalianlah yang mencicil. Kelak, kalau kalian sudah ada, DP-nya harap dikembalikan ke Mama. Bagaimana setuju?” cerocosku menyemangati pasustri yang belum lama menikah ini.

“Waaah, seriuuus, Ma? Kita boleh pinjam? Eh, memang Mama sudah ada duitnya?”
“Tenanglah, nanti Mama minta bantuan para sahabat yang bisa diandalkan.”

Dalam dua bulan itu, aku bergerak terus antara rumah sakit dengan beberapa pertemuan. Sedikit demi sedikit dana terkumpul. Ada sumbangan dari jamaahnya Ustad Bobby Herwibowo dan Ratih Sang, Pinjaman dari Kang Abik dan Pak Remon, bos penerbit Zikrul Hakim, sebelum aku memutuskan untuk resign.

“Buat DP rumah apa sudah ada, Mama? Pengajuan pinjaman ke Bank sudah disetujui,” lapor Butet, memerlihatkan dokumen KPR.

“Iya, siang ini ada yang transfer.”

Setelah diperoleh sebuah rumah tinggal di kawasan Kota Wisata, Cibubur, barulah aku menyadari kembali; tak ada lagi uang untuk dana pengobatan. Jangankan untuk menebus obat atau bayar laboratorium, bahkan untuk sekadar ongkos ke rumah sakit pun kosong!

“Sudah dipasang iklan gratis di berniaga.com bahkan tokobagus.com. Tapi belum ada yang berjodoh beli rumah kontrakan kita,” laporku pula kepada putriku.

“Sabar terus, ya Mama sayang. Semoga Mama disehatkan dan dikuatkan,” putriku memelukku erat-erat.

Acapkali begitu pulang kerja malam-malam, dia langsung menengokku ke kamar. Dipeluk, dikecupnya pipi-pipiku, sambil memeriksa tangan dan kaki-kakiku.

“Mama, aduuuh, rasanya badan Mama jadi mengecil begini ya. Lihat, kaki-kaki Mama mengerucut seperti kakinya Omah,” komentarnya sambil memijiti kaki-kakiku, tak jarang kurasakan air bening menetes dari sudut-sudut matanya.

“Pssst, Mama masih kuat, ah!” elakku seraya balik mengusap-usap permukaan perutnya.”Nah, bagaimana kabarnya si Utun Inji hari ini?”

“Makin lincah gerakannya, Manini. Semoga si Dede ini menjadi perempuan tangguh, perempuan hebat seperti Manini,” celotehnya pula dengan mata berbinar-binar penuh semangat dan harapan calon ibu muda.

Akhirnya, aku memang harus menjual; rumah kontrakan 12 pintu di Jalan Raden Saleh 4 No 31 Rt.03/Rw 05, kelurahan Sukmajaya, Depok. SHM, IMB, harga 275 juta, sudah termasuk pajak pembeli, balik nama dan Notaris.
Rumah Kontrakan Pipiet Senja

Aku tidak ingin mengemis, sungguh, hanya minta bantuan sahabat, agar ikut menyebar permintaanku ini. Ya, semoga tidak termasuk iklan, sehingga tak perlu dihapus dari akunku di sini.

Maafkan lahir batin dan mohon selain doa juga keikhlasannya membantu perjuanganku ini. Terimakasih, semoga Sang Maha Penyembuh masih memberiku waktu untuk berkarya, dan bermanfaat bagi orang banyak.


Salam manis; 
PIpiet Senja (085669185619)

Selo, Boyolali. Merajut Selimut Kenangan

Eksotika Selo '2011


huwaaaahhh... selalu rindu kota ini. Si Kota sapi. hehe

Mari berkenalan dengan Selo.
Selo merupakan salah satu dari 19 Kecamatan/Kota di Kabupaten Boyolali. Terletak diantara celah kaki gunung Merapi dan Merbabu membuat daerah ini rentan terhadap bahaya letusan gunung berapi. Namun, hal ini tidak membuat Selo menjadi sepi atau tak berpenghuni, bahkan Para pendaki biasanya akan memulai pendakian dari kota ini. 

Kota yang terletak di dataran tinggi sebelah barat Boyolali ini banyak menghasilkan berbagai jenis  sayuran, terutama Kobis atau Kol. Selain itu, banyak juga tumbuh disana tanaman Tembakau yang menghiasi setiap ladang-ladang disepanjang jalan. Selain Kol dan Tembakau, ada pula yang khas dari Kota penghasil Susu ini. Yaitu, Adas. Adas merupakan tanaman musiman yang cocok dijadikan pecel. Tumbuhan ini tak kalah menjamurnya bila dibandingkan dengan Kol ataupun tanaman Tembakau. 
Tanaman Adas


nah.. itu tadi sekelebat tentang kota Selo.

Sebenarnya ada sesuatu yang lain yang menjadikan kota ini istimewa. Kenangan, ya kenangan. Kota ini menyimpan begitu banyak kenangan selama masa perkuliahan di UNNES Semarang. Saat belum banyak yang saya tahu tentang kampus yang orang bilang kampus Konservasi ini, saya lebih dulu diperkenalkan dengan eksotikanya Kota ini. Kota Selo. Bagaimana menusuknya fajar di sudut kota ini, bagaimana menariknya kebudayaan disetiap jengkal kota ini, bagaimana renyahnya keramah tamahan penduduk kota ini, serta bagaimana syahdunya dipenghujung malam kota ini. Semua itu tak bisa terlupakan seandainya betapapun kerasnya saya mencoba melupakan. Kota ini menjadi tumpuan sejarah bagaimana warga jurusan Bahasa dan Sastra Asing menunaikan ritualnya, ritual mengakraban setiap manusia didalamnya. Dan tempat inilah yang menyimpan rekam jejak Malam Pengakraban itu, malam di bulan September 2011 silam.
Persiapan Makrab BSA 2011

Masih belum cukup sampai disitu, ditahun 2012 saya kembali menjajaki kota Selo sebagai tempat pengakraban. Acara yang belakangan alih nama menjadi GAMA atau Gathering Mahasiswa baru BSA ini masih belum menunjukan sisi bosan di kota ini. Berbeda dengan tahun sebelumnya saya yang masih lugunya menjadi peserta, ditahun 2012 saya sedikit naik pangkat menjadi panitia. Saya mendapat tugas mensejahterakan kehidupan para ‘imigran’ dari  semarang mejadi kepala sie Unit Penanggulangan Lapar, atau dengan kata lain Sie Konsumsi. Disini, tenaga dan otak saya benar-benar terkuras. Bahkan tidak sedikitpun bergabung dalam acara. Beruntung, saya dengan dibantu dengan kelima member saya yaitu Enggar, Dhita, Nia, Ro’is, dan Mas Rahmat benar-benar berhasil mensejahterakan mereka. Suatu kepuasan dan kehormatan tersendiri bagi saya meskipun tidak sepenuhnya merasa mengikuti acara.
Serba-serbi GAMA BSA 2012

Dan tahun ini, sepertinya pun kedua masa itu akan terulang kembali. Kenangan-kenangan indah di Kota Selo akan dirajut menjadi selimut tebal BSA. Selimut yang akan dijadikan sebagai penangkal dingin dimanapun kita berada. Selimut kenangan dari selo, sebuah kecamatan di Kabupaten Boyolali tersenyum. Semoga ini bukan yang terakhir kalinya, mari realisasikan GAMA 2013.


Karena kenangan tetaplah kenangan
Kenangan yang sejatinya adalah sebuah memori episodik yang tersimpan rapi

Kenangan pun datang bersama-sama dan terikat
Layaknya Hippocampus yang terselip rapi dibelahan otak sana
Seperti sedang mengumpulkan tangkai-tangkai bunga, merangkainya menjadi satu untuk sebuah bucket.

Itulah kenangan....







Api Unggun di Bumi Selo '2011
Live Performing '2011
Fajar di Ufuk Selo '2012
Mari Senam Pagi :)
Outbond GAMA BSA 2012

Minggu, 30 Juni 2013

kenapa hujan menenangkan???



Agak aneh sebenernya kalo ada yang bilang hujan itu menenangkan.
tapi emang bener lhoo.... Awalnya Cuma iseng dengerin curhatan temen yang demeeeenn banget sama ujan.dari yang cuma ngeliatin, sampe dibela-belain nonton tu drama kore Love Rain sama Gumiho gara-gara pilemnya dikit-dikit ujan dikit-dikit ujan. Lama-lama jadi penasaran terus iku-ikutan. Nahlo....
iya juga sii,, apalagi kalo abis musin kemarau. Rasa-rasanya ngeliatin ujan lebih adem daripada ujan-ujanan. :h: Hehehe

nah,, yang masih aku bingungin tu darimana asalnya bau-bauan tadi. # nggak dari kembang 7 rupa kan???? :g: #plaaakkk :m:

kita semua tau kan kalo air itu biasanya nggak berbau sedikitpun kalo nggak ada faktor lain. #Tapi ada kok yang baunya kaya telur busuk,, :c: # itu sii comberan depan rumah loe...!!!! :k:
jadi...??? darimana datangnya cinta? #bukan. :m: Darimana datangnya bau-bauan? #dari mata turun ke hati. :d: #bukaaaaaaaaaannnn. :i:
oke...
dari bacteri yang namanya Actinomycetes. Bakteri ini idup di tanah yang lembab dan hangat. Pas tanah mengering, baru deh bakteri ini bakal menghasilkan spora tanah. #waaaaahhh :d: #apasih biasa aja :m:
jadi deh pas ujan turun, si spora jadi basah terus melayang ke udara. Nahhhh aroma spora ini nih yang bikin bau ujan jadi khaaass banget.

tapi aroma ini nggak berlaku di perkotaan yang padet sama polusi udara lho ya. #lhoh...??? :n:  iya,, soalnya kalo udara udah kena polusi ujan bakal cenderung asam dan itu nggak baik buat tubuh. Nggak bisa nenangin lagi. Yang ada nenangin menuju alam baka. hahaha :f:


pada hujan aku terduduk
menikmati rintiknya yang menusuk
aku diam
aku lengang
tak berbahasa, hanya...
menikmati aromanya

jurusan yang terabaikan



Terlalu banyak cerita yang terlewatkan...:i:

Ada begitu banyak rekam jejak selama 2 tahun menimba ilmu di almamater tercinta UNNES yang terlewatkan begitu saja. Esok pagi, tak terasa sudah harus kembali berpacu memutar otak untuk menempuh Ujian Akhir Semester menuju semester 5. Hemm.. sudah mau punya dua adik ternyata. Yang artinya, sebentar lagi bakal jadi mahasiswa tertua yang majang di kampus. huwwaaaa :m:
saya masih betah woy jadi maba. :k: #plaaaakkk


so??? mau bagaimana lagi??? usia sudah bertambah, semester pun ikut bertambah. tapi ilmunya??? #nambah nggak ya??? :m:

hffffhhhh... susah memang menjalani apa yang bukan menjadi keinginan. tapi banyak orang yang bilang, sudah terlanjur basah ya berenang. memang, seperti itulah adanya saya sekarang. tapi apa mau dikata, sepertinya si ilmu tak jua masuk ke otak. mungkin otaknya yang kekecilan atau mungkin ilmunya terlalu gede sampe2 sedikitpun nggak mau mampir ke otak. :i: udah kaya gajah masuk kulkas aja. :m:

dari awal, keinginan saya yang sebenernya adalah masuk akademi kebidanan. atau apalah yang berhubungan sama suntik menyuntik dan bikin orang pusing gara2 kebanyakan obat. dan berhubung dari kebidanan nggak dibolehin, larilah ke keguruan. dan alhasil sudah bisa ditebak, taraaaa.... saya bingung waktu itu. hiks,,
antara masuk dunia seni menyeni, biologi, teknik kimia, seni tari, seni musik, seni rupa, sastra jawa sastra indonesia. dan akhirnyaaaaa... kejeblos juga di Pendidikan Bahasa Arab UNNES, jurusan yang banyak orang bilang jurusan yang terabaikan. :i: 
aneh memang. tapi aku juga nggak habis pikir ,, kesambet malaikat apaan waktu itu sampe nentuin pilihan di bahasa arab. :j:

nggak pernah nyesel sii.... cuma, masih belum bisa aja ngikutin semua pelajaran di kampus. belum bisa juga ngikutin semua pola pikir dosen-dosen yang berbeda. Bismillah semoga bisa, Bismillah semoga nggak sia-sia.  karena...katanya ni, "menyerah berarti sama saja membunuh dan menghapus cita-cita mulia yang telah kita canangkan

semoga dengan jalan ini Allah membawa kita menuju cita-cita yang sesungguhnya :l:



Sabtu, 29 Juni 2013

Krapyak-an : akulturasi budaya jawa dan islam


Lopis Raksasa pada tradisi Krapyak-an di Pekalongan
            Krapyak-an atau yang lazim dikenal sebagai syawalan merupakan tradisi turun-temurun yang dilaksanakan tepat 7 hari setelah Idul Fitri. Tradisi ini masih menjadi hari yang istimewa bagi sebagian besar masyarakat Jawa tengah seperti Pekalongan, Jogjakarta, Kaliwungu, Rembang, dan Jepara. Dinamakan krapyak-an sendiri karena tradisi syawalan ini dilaksanakan di kelurahan Krapyak Lor dan Krapyak Kidul kecamatan Pekalongan Utara.
            Tradisi Krapyak-an di Pekalongan  sudah ada sejak zaman penjajahan belanda. Awal mulanya, tradisi ini hanya sebuah ajang untuk saling bermaaf-maafan setelah Idul Fitri. Mengapa pelaksanaannya pada 7 hari setelah Idul Fitri? Hal itu dikarenakan sehari setelah Idul Fitri, oleh masyarakat Krapyak biasa digunakan untuk berpuasa sunnah Syawal sampai 6 hari berikutnya. Sehingga sanak keluarga, kerabat dekat, kerabat jauh, maupun tetangga enggan berkunjung ke Krapyak setelah sehari sampai 6 hari setelah Idul Fitri. Keengganan ini bukan karena malas atau sebagainya, hal ini hanya sebagai upaya penghormatan terhadap warga Krapyak yang sedang menjalankan puasa sunnah Syawal. Mereka merasa sungkan bila dijamu oleh tuan rumah, sedangkan tuan rumahnya sendiri berpuasa.
            Tepat 7 hari setelah Idul Fitri, barulah sanak family mulai berdatangan ke Krapyak untuk saling bermaaf-maafan. Sehingga, pada hari itulah orang-orang yang mengunjungi Krapyak melonjak melebihi Idul Fitri. Untuk mejamu para tamu, Masyarakat Krapyak mempunyai makanan khas tersendiri, yaitu lopis. Lopis sendiri merupakan makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan, dibungkus dengan daun pisang dengan cara diikat dengan melilitkan tali bambu ataupun tali raffia.  setelah itu dimasak dengan cara digodok dengan air sampai matang. Makanan khas lopis ini merupakan symbol perekat dan pemersatu ummat Islam setelah sebulan berpuasa Ramadhan dan dilanjutkan dengan berlebaran.
Lunturnya nilai-nilai keagamaan krapyak-an
            Dewasa ini, syawalan telah mengalami penambahan makna. Atau paling tidak telah mengalami perluasan makna (Amelioratif). Jika dahulu kegiatan syawalan ini benar-benar terasa sakral-trancendental, maka kini kesakralan ini telah mulai terusik atau ‘terganggu’oleh munculnya ‘makna tambahan’ dengan image baru. Image baru itu misalnya, orang mulai mengatakan bahwa syawalan telah identik dengan jalan-jalan atau pacaran, lihat hiburan, belanja mainan anak-anak, belanja alat dapur dan lain-lain.
Krapyak-an sekarang, warga Krapyak akan melakukan open house dan menjamu masyarakan kota Pekalongan dan sekitarnya. Tentunya dengan jamuan yang khas pula yaitu lopis. hanya saja, lopis yang dibuat sekarang berbeda dengan zaman dulu, lopis sekarang merupakan lopis Raksasa. Disana akan berkumpul ratusan manusia untuk saling memperebutkan lopis tersebut dengan dalih ngalap berkah dan tolak bala’ atau membuang sial. Padahal didalam Islam sendiri  tidak ada istilah seperti itu, apalagi dengan cara memperebutkan lopis atau apa saja yang kaitannya dengan perbuatan yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sial itu sendiri tidak akan menimpa manusia kecuali kalau allah Ta’ala menetapkan-Nya.
قُلْ لَنْ يُصِيْبَناَ إِلاَّ مَا كَتَبَ اللهُ لَنَا هُوْ مَوْلاَناَ وَعَلَى اللهِ فَلْيَتَوَكَّلِ اْلمُؤْمِنُوْنَ
51.  Katakanlah: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dia lah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (QS At-taubah/ 9: 51).
Selain itu, melakukan hal-hal yang tidak diperintahkan oleh agama seperti itu termasuk perbuatan syirik. Mempercayai hal-hal lain selain Allah itu tidak diperbolehkan. Telah dijelaskan didalam Alquran :

وَلَقَدْ أُوْحِيَ إِلَيْكَ وَإِلىَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: “Jika kamu musyrik/menyekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi…” (QS Az-Zumar/39: 65).

إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيْمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS  An-Nisa’/  4: 48).
Selain memperebutkan lopis, krapyak-an sekarang menjadi ajang  diadakannya berbagai macam hiburan disudut-sudut gang. Mulai dari komedi putar sampai orkes melayu yang penyanyinya berpakaian seksi-seksi dan yang pasti membangkitkan syahwat bagi sebagian penonton laki-laki. Dan disepanjang jalan (Jl. Jlamprang) serta semua gang akan dilalui banyak orang dengan berbagai macam dandanan dan style mereka masing-masing yang cenderung mengikuti trend mode kebarat-baratan. Dengan begitu, hal tersebut merupakan perbuatan tabzir (pemborosan), pelakunya disebut mubazir (pemboros) yang dinyatakan dalam Al-Qur’an sebagai saudaranya syaithon.

وَآتِ ذَا اْلقُرْبَى حَقَّهُ وَاْلِمْسكِيْنَ وَابْنَ الَّسِبْيلِ وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِيْراً # إِنَّ اْلمُبَذِّرِيْنَ كاَنُوْا إِخْوَانَ الشَّيْطَانِ وَكاَنَ الشَّيْطَانِ لِرَبِّهِ كَفُوْراً

26.  Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
27.  Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al-Israa’/ 17: 26, 27).
Pada umumnya tradisi krapyak-an ini tidak bertentangan dengan ajaran agama Islam ketika krapyak-an masih berupa ajang saling memaaf-maafkan setelah Idul Fitri, setelah melakukan puasa sunnah Syawal. Memelihara tradisi Syawalan dengan maksud dan tujuan awal, sebagai sarana mempererat tali silaturrahmi, merupakan inisiatif yang sangat baik. Akan tetapi ketika sebuah tradisi sudah tidak lagi sesuai. Disalah gunakan sehingga meyimpang dari tujuan dan kebutuhan awal maka hal itulah yang tidak diperbolehkan dan memang sebaiknya ditinggalkan.
Mungkin akan sangat indah apabila Idul Fitri dan Krapyak-an menjadi momentum untuk perubahan yang lebih baik agar kelurahan Krapyak bisa menjadi pioner berdirinya kampung-kampung muslim di kota Pekalongan yang bisa menyebarkan semangat “Rahmatan lil ‘Alamin” sehingga kelurahan Krapyak menjadi kampung yang dihormati dan disegani karena perilaku masyarakatnya yang Islami dan budayanya yang sesuai dengan Syariat Islam. Marilah kita bersama-sama berhijrah ke jalan Alloh SWT karena “hijrah yang sesungguhnya adalah ketika manusia mampu meninggalkan segala bentuk perbuatan buruk” (Al Hadist).

Tias Ernawati (2303411010)

Pendidikan Bahasa Arab, Universitas Negeri Semarang (UNNES)