Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Jumat, 28 Februari 2014

Februari Produktif!


Bulan februari sebentar lagi berakhir hanya dalam hitungan jam. Dua tahun terakhir bulan februari menjadi bulan yang sangat membosankan dengan libur panjangnya, libur akhir semester universitas. Pergantian semester ganjil menjadi semester genap ini memberikan banyak sekali waktu luang, waktu untuk mengunjungi tempat-tempat menarik, waktu untuk beristirahat dari segala rutinitas kampus, dan waktu untuk bersenang-senang dengan waktu. benar-benar februari yang mebosankan.

Tetapi februari tahun ini berbeda, bagi saya tidak ada lagi februari membosankan. Februari tahun ini saya sulap menjadi Februari yang penuh dengan karya, Februari Produktif!. Bukan sesuatu yang mencengangkan memang, hanya mengisi libur panjang dengan menghasilkan sesuatu yang bisa dianggap karya. Karena hal itu sudah dilakukan oleh banyak orang, dan memang seharusnya menjadi agenda wajib untuk tidak menyia-nyiakan waktu dengan percuma.

Mengisi blog pribadi dengan berbagai macam tulisan, itulah yang saya sebut sebagai Februari Produktif!. Mencoba mengabulkan impian masa kecil menjadi seorang penulis untuk mengisi libur panjang cukup menyenangkan, meskipun hanya menjadi konsumsi pribadi dan teman-teman terdekat.

Tidak mudah memang menjalankan misi Februari Produktif! satu bulan penuh. Tetapi saya tidak menyia-nyiakan waktu untuk menjalaninya sendirian, seorang teman saya libatkan untuk menjadi pesaing sementara dalam menjalankan misi ini. Misinya mudah, hanya menjadi yang tercepat dan yang terbanyak memajang tulisannya di blog masing-masing. Untuk memotivasi, pemenangnya berhak mendapatkan apapun yang diinginkannya. Siapa yang akan memberikan? Dia yang kalah tentunya.

      Menulis memang bukan sesuatu yang mudah dilakukan. Terkadang untuk meletakan satu huruf pembuka saja memerlukan berjam-jam bahkan berhari-hari lamanya. Awalnya sempat terfikir untuk menyempatkan menulis satu hari satu tulisan. Tetapi pada kenyataannya, bahkan sampai dipenghujung bulan pun hanya 12 tulisan yang terpampang disana. Dan akhirnya tulisan ini menjadi tulisan penutup Februari Produktif!. Menang atau kalah bukan tujuan utama, yang terpenting adalah bagaimana memanfaatkan kemenangan menjadi motivasi untuk menang. Dan yang lebih penting lagi, tidak ada waktu yang terbuang percuma.

        Orang-orang bijak berkata “istirahat bukan berarti berhenti, tetapi untuk melanjutkan perjalanan yang lebih jauh lagi”. Jadi, tetap semangat Februari Produktif! dan bulan-bulan produktif berikutnya. Meskipun pada detik ini saya mengetahui blog tetangga sebelah sudah melebihi jumlah tulisan yang saya punya. ^^

Terimakasih untuk menjadi penyemangat dan menjadi pesaing yang baik :*

Minggu, 16 Februari 2014

Indonesia Tanggap Bencana


Berita mengenai bencana alam yang akhir-akhir ini melanda indonesia masih menjadi top chart dimana-mana. Mulai dari meletusnya gunung sinabung, banjir dimana-mana, dan yang terakhir masih hangat dibicarakan adalah meningkatnya aktivitas gunung kelud yang kini sudah menumpahkan material vulkanik dengan ganasnya. Peristiwa-peristiwa tersebut memunculkan banyak sekali perhatian dan keprihatinan dari pemerintah maupun masyarakat indonesia. Seperti yang diberitakan di berbagai media massa, bahwa bencana alam yang akhir-akhir ini terjadi di indonesia sudah menelan banyak korban jiwa dan mengakibatkan kerusakan infrastruktur yang cukup parah.
Indonesia merupakan negara beriklim tropis dengan dua musimnya yaitu panas dan hujan. Kondisi iklim yang tidak menentu diserta dengan kondisi topografi permukaan dan batuan yang relatif beragam menjadikan Indonesia rawan akan bencana Hidrometeorologi seperti kebakaran hutan, kekeringan, banjir dan tanah longsor. Selain itu, Indonesia juga terletak pada lempeng tektonik Eurasia dan Indo-Australia yang menyebabkan Indonesia memiliki banyak sekali gunung api yang aktif. Sehingga tidak jarang Indonesia merasakan keganasan dari letusan-letusan gunung api tersebut.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2013 Indonesia mengalami kenaikan frekuensi kejadian bencana sepanjang tahun 2005 hingga tahun 2012 dengan berbagai macam jenis bencana. Tercatat 693 kejadian bencana pada tahun 2005 dan terus merambat naik hingga tercatat 2.311 kejadian bencana pada tahun 2012. Dari total kejadian bencana hampir 90 persen merupakan bencana Hidrometeorologi.

Manusia Pemeran Utama Saat Bencana Datang

            Perubahan iklim global seringkali dituding-dituding sebagai penyebab terjadinya bencana Hidrometeorologi. Kondisi alam yang tidak menentu membuat frekuensi bencana Hidrometeorologi semakin meningkat dengan perubahan cuaca, suhu dan arah angin yang cukup ekstrim. Namun, sesungguhnya faktor perilaku manusia lebih dominan meningkatkan terjadinya bencana Hidrometeorologi dibandingkan dengan perubahan iklim global yang ekstrim.
            Sebagai pencegahan dan penanggulangan bencana, berbagai macam infrastruktur dibangun dengan sedemikian rupa dengan minimalisasi dampak terhadap lingkungan. Namun, pada dasarnya proses pembangunannya tetap menimbulkan dampak kerusakan terhadap lingkungan dan ekosistem. Kesalahan pengelolaan lingkungan inilah yang mempunyai peran besar dalam meningkatkan frekuensi terjadinya bencana di Indonesia.

            Sebagai pelaku utama penyebab terjadinya bencana, sudah sepantasnya pula manusia menjadi pemeran utama ketika bencana mulai datang. Tidak hanya pemerintah saja, perlu adanya koordinasi disemua lapisan masyarakat dalam menanggapi bencana yang terjadi. Pemerintah bertanggungjawab melindungi masyarakat dan mensejahterakannya, tetapi pemerintah juga memerlukan dukungan dari masyarakat dengan mematuhi aturan, himbauan dan segala kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Ketika pemerintah lamban, sudah sepantasnya masyarakat bertindak dan mengambil alih. Hal ini akan membuka peluang bagi perorangan maupun kelompok untuk membangun kesiapsiagaan terhadap bencana, bukan hanya omong kosong tanpa implementasi. 

Rabu, 12 Februari 2014

Mati Lampu




Hai kawan jangan takut, jangan resah
Bila lampu kamar mulai dipadamkan
Ku kan s’lalu menyanyikan lagu ini
Hingga nanti kau tidur bers’limut mimpi

Masih ingat dengan petikan lirik lagu diatas? Yapp.. betul sekali. Lirik lagu diatas akan membawa kita untuk mengingat memori beberapa tahun tahun terakhir. Ketika si cantik tasya dan kakak-kakak Sheila On 7 membawakan lagu ini untuk menghibur anak-anak supaya tidak takut lagi terhadap gelap. Tapi ternyata bukan hanya anak-anak saja yang takut gelap, kebanyakan orang dewasa juga tidak bisa berlama-lama sendirian berada dalam kegelapan. Dan mereka para orang dewasa yang takut gelap biasanya memang merasa takut akan gelap sejak masih anak-anak.

Para psikolog menamai ketakutan ini dengan sebutan nyctophobia. Yaitu ketakutan yang berlebihan beraktivitas didalam kegelapan.

Saya termasuk orang yang tidak bisa diajak kompromi dengan kegelapan, seringkali saya merasa lumpuh ketika tiba-tiba mati lampu atau berada disuatu tempat yang gelap. Apalagi kalau harus melalui malam-malam gelap seorang diri dengan mematikan lampu kamar ketika tidur.

Sejak kecil saya memang tidak terbiasa mematikan lampu kamar ketika beranjak tidur. Dan ternyata kebiasaan masa kanak-kanak ini terbawa sampai sekarang, sampai saya merasa saya sudah dewasa. Bahkan keluar rumah pun rasa-rasanya saya enggan mematikan lampu kamar atau lampu rumah, saya takut kalau-kalau nanti pulang saya menemui rumah saya dalam keadaan gelap gulita.

Teman-teman kuliah sepertinya sudah mafhum dengan ketakutan saya ini. Apalagi teman-teman satu atap rumah yang sering sekali menjumpai saya berteriak kaget saat tiba-tiba mati lampu, atau hanya sekedar mencengkeram kuat-kuat baju mereka. Sedikit merepotkan memang, saya pun merasa ini terlalu kekanak-kanakan. Hanya saja, terkadang menghabiskan waktu dalam ketakutan akan gelap terasa begitu menyenangkan. Serasa kembali ke masa 15 tahun silam, begitu polos. Duduk meringkuk seolah-olah berada dalam timangan. Hanya tau bulan dan bintang akan lebih bersinar saat gelap datang.

“kenapa harus takut gelap kalau ada banyak hal indah yang hanya bisa dilihat sewaktu gelap?” –Nishimura Kazuto- Ilana Tan



Laki-laki dan Poligami


Istilah poligami saat ini sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat. Dari remaja sampai yang tua, laki-laki perempuan, bahkan yang berpendidikan maupun orang awam sudah pasti mengetahui perihal fenomena unik ini. Sudah banyak sekali pembahasan mengenai hal ini, tapi lagi-lagi ada saja hal menarik yang bisa dijadikan pembahasan seputar poligami. Karena berbagai spekulasi tentu akan muncul dari berbagai versi.

Suatu waktu puluhan tanda tanya mengambang diatas kepala. “Apa sebenarnya yang ada dipikiran laki-laki ketika mereka memutuskan untuk menikah lagi (poligami)?” mencoba memposisikan diri sebagai laki-laki pun tidak membantu sedikitpun untuk menemukan apa gerangan sebenarnya. Karena pada dasarnya saya memang bukan seorang laki-laki, saya hanya seorang perempuan yang mencoba memandang  poligami dari sudut pandang laki-laki.

Beberapa waktu lamanya saya merenungkan jawaban atas pertanyaan saya sendiri, bahkan sesekali saya menanyakan kepada beberapa teman laki-laki yang notabene seorang mahasiswa. Jawabannya pun bermacam-macam, sedikit menggelitik memang. Namun, dari sekian banyak teman yang saya suguhi pertanyaan dengan berbagai macam jawabannya, ada satu hal yang selalu sama dan selalu saya temui saat melontarkan pertanyaan tersebut. Yang bersangkutan (red; laki-laki) akan berdiam sejenak, berkerut alis, barulah setelah beberapa saat hening mereka akan menjawab pertanyaan saya dengan jawaban yang menakjubkan. Entah jawaban apa yang mereka persiapkan dibelahan otak sana sebelum mereka lontarkan. Hanya saja, beberapa pertanyaan baru malah bermunculan. “apakah ini hanya sebuah jawaban naif?”

Kesalahan saya pada saat itu adalah menanyakan pertanyaan yang belum pernah dialami sendiri oleh teman-teman saya, jadi beberapa jawaban yang disampaikan pun tidak sealami yang saya inginkan. Mungkin akan lain cerita ketika saya menanyakan hal ini pada seseorang yang berniat melakukan poligami, atau bahkan yang sudah berpoligami.

Setelah melalui perenungan yang panjang, akhirnya saya menemukan jawaban yang sedikit membuka wawasan baru saya mengenai poligami. Tidak secara langsung memang, jawaban tersebut saya peroleh setelah membaca buku. Dalam buku “Catatan Hati Seorang Istri” milik mbak Asma Nadia hal ini dikupas secara mendalam. Pertanyaan yang sama disampaikan mbak Asma dalam bukunya pada catatan 1 yang berjudul “kalau saya jatuh cinta lagi”.

‘saya ingin mendalami pikiran laki-laki. Sebenarnya apa yang ada dikepala mereka ketika menikah lagi?’ –Asma Nadia-

‘sejujurnya mbak Asma, hanya ada satu alasan inti kenapa laki-laki menikah lagi. Dan itu bukan karena menolong, bukan karena kasihan atau alasan lain. Saya lelaki. Dan kalau saya menikah lagi itu murni karena saya suka dengan gadis itu. Saya jatuh cinta. Titik.’

Jawaban yang meyakinkan bukan? Dan saya kira memang begitu adanya kalau niat untuk menikah lagi benar-benar tulus seperti saat menikah yang pertama kalinya. Namun, ketika keinginan untuk menikah lagi ini didasari atas keinginan untuk menolong, karena kasihan atau alasan-alasan kemanusiaan lainnya itu beda cerita.

Untuk menyikapi perbedaan pendapat mengenai poligami, akan mustahil jika kita hanya melihatnya dari satu sisi saja. Maka dalam hal ini saya memberikan beberapa pandangan saya mengenai poligami dari berbagai sudut pandang.

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan poligami jika dilihat dari sudut pandang laki-laki dan perempuan dalam hal duniawi dan ukhrowi.

Untuk laki-laki dalam hal duniawi poligami akan menguntungkan baginya. Dia bisa menikahi wanita manapun yang dia sukai, tapi bagi perempuan poligami akan sangat menyakitkan. Hidup dalam tekanan harus berbagi dengan wanita lain sungguh bukan sesuatu yang diharapkan oleh wanita manapun.

Tetapi poligami akan terlihat berbeda ketika kita melihatnya dalam hal ukhrowi. Bagi seorang laki-laki poligami merupakan tanggungjawab yang berat yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan di akhirat nanti. Bagaimana dia memperlakukan istri pertama dan kedua secara adil, serta bagaimana dia menjaga perasaan istri pertama dan kedua nya hal inilah yang akan dia pertanggungjawabkan nanti. Resiko yang sangat besar harus dia tanggung ketika memutuskan untuk berpoligami. Sedangkan bagi seorang perempuan, poligami merupakan salah satu ladang amal bagi dirinya. Dengan alasan berbakti dan ikhlas menerima suami berpoligami, bisa dia jadikan alternatif jalan menuju surga.

Jadi, mau seperti apa kita memandang hukum dan kebenaran poligami hendaknya kita kembalikan lagi pada pelaku dan pelaksana poligami, seperti apa mereka akan menjalani kehidupan nantinya. Dan bagi yang sama sekali belum mempunyai keinginan untuk berpoligami, saya sarankan untuk memikirkan dan merenungkan matang-matang sebelum menentukan pilihan. Semoga bijaksana dalam mengambil keputusan ^^

 “apa salahnya? jika suami diibaratkan teko...isinya boleh saja tumpah kemana-mana yang penting tekonya kan balik kerumah!”
Laki-laki
-Catatan Hati Seorang Istri-


Sabtu, 08 Februari 2014

Selamat Pagi



Entah mengapa pagi
Pagi selalu terasa romantis
Ada badai kecil meruah-ruah diatas daun talas
Sedikit-sedikit daun berguguran
Sisa angin semalam
Embun akan datang lebih banyak
Menemani krisan yang tak usai berkembang

Sesekali jendela kamar terbuka lebar
Subuh merambat, menggelayut
Membaui serangga
Sajak pengantar tidur masih dibawah bantal
Menimang kepala yang tertunduk lelah

Mari bangun
Pagi sudah melamar

hendak menyiangi malam

Selasa, 04 Februari 2014

Negri Kucing


yang suka foto-foto ada? Yang suka liat-liat foto? Yang kalo liat foto wajah sendiri yang dicari ada? Hahaa ketauan.

Oke-oke itu Cuma prolog tapi pembahasan sebenernya memang nggak jauh-jauh dari itu juga sii. Hehe

Awalnya Cuma iseng aja liatin foto-foto kenangan di laptop. tapi lama-lama imajinasinya kemana-mana. gara-gara kebanyakan liat foto. fotonya macem-macem, mulai dari foto jaman bayi, foto SMA, foto-foto kegiatan, sampai foto curian pun ada. Hee.. kalo pas liat foto bareng-bareng yang dicari duluan mesti fotonya sendiri. Nahh kalo kebetulan fotonya sendiri jelek mesti ujung-ujungnya ‘delete’, atau kalo nggak foto yang nggak ada fotonya sendiri mesti di ‘skip’. Cepeeeet banget mencetnya. :D

Gara-gara ini niih jadi tiba-tiba gitu inget sama wali kelas SMA dulu. Katanya, ciri-ciri orang egois itu kalo liat foto mesti yang dicari wajahnya sendiri dulu. -_- *iya oke saya egois* tapi kalo kalian perhatiin niih ya, nggak dikit kok yang sama egois nya begitu. Dan parahnya nggak Cuma terjadi di foto aja. Kalo nonton tv ada berita dari kota kelahiran, tu kuping mesti jadi panjang. Matanya juga nggak lepas mantengin tv nya kira-kira ada berita apa. Nggak taunya yang muncul berita kriminal :P

Ada juga pejabat yang dulunya jadi tetangga sebelah, dibangga-banggain tiap cerita. Padahal yang dibanggain pejabat korup -_-

Miris kan?? :’(

Iya emang begitu keadaannya. Udah membudaya, udah susah buat diilanginnya lagi. Fenomena begini udah nggak asing lagi, semua kalangan mesti mengalami. Dari anak-anak, remaja, mahasiswa, sampai orang tua.

Pengalaman nggak enak yang pernah saya alami ya pas jadi mahasiswa sekarang ini. *mungkin otaknya baru nalar jadi baru sadar, padahal dari dulu-dulu udah banyak pengalaman begitu* kejadiannya pas pemilu raya dikampus. Calon-calon yang dipilih mesti yang punya hubungan deket, kenal ataupun nggak kenal. Contohnya begini, ada 3 calon. Kita sebut aja si A, B, dan C. Si A dari fakultas 1 si B dari fakultas 2 dan si C dari fakultas 3. Di TPS nya fakultas 1 paling banyak mesti suara dari si A. Begitu seterusnya...

Padahal kan milih pemimpin nggak kayak milih kucing dalem karung ya? Kudu bener-bener mumpuni. Nggak asal kenal, nggak asal gengsi, nggak asal buat kepentingan pribadi.
Nahh.. itu baru pemilu kampus. Coba, 63 hari lagi kita pemilu buat pemilihan presiden. Apa jadinya kalo presiden kita samain kayak kucing, dipilih asal-asalan. Asal deket, asal temen sekolah. Ya jadinya negri kucing, isinya Cuma kucing-kucing mengeong yang maunya di elus-elus.

Kalo kita pilih presiden asal-asalan begitu. Bisa-bisa yang jadi presiden kita besok bener-bener  temen deket kita. Si pencuri duit rakyat :D

Duuuuhh...!! ini ngawur

ilustrasi : dari sini

Negri Dalam Dongeng Kakek ku



Kakek ku bercerita
Ia berdiri menatap  langit bangsanya
Biru..!
Kakek ku bercerita
Ia berdiri diujung pulau
Diatas tanah yang harum ia menghirup aromanya
Kakek ku bercerita
Ia berdiri ditengah buaian ombak
Ramah..!
Ditempatnya berdiri aku menatap
Langit yang dulu ia tatap membiru.. abu-abu..
Hitam..!
Ditempatnya berdiri aku bernafas
Mencari-cari aroma yang dulu ia hirup
Polusi laknat..!
Ditempatnya berdiri aku gentar
Ini bukan buaian
Ombak sedang mencibir
Menamparku berkali-kali
Membangunkanku
Tanah kami berdiri masih sama
Hanya saja orang-orang melukisnya berbeda



ilustrasi

Masih Pada Bangku Taman




Siapa yang mengerti?
Bila kurindu yang tak kumiliki
Aku bergelut dengan temaram
Mencatat setiap detil bagaimana ia kurindukan

Pertama kali kulihat ia seperti gunung gunung
Tempat bernanung ribuan burung
Terkadang ia seperti hujan
Tempat anak-anak bermain dibawah dentum airnya

Masih pada bangku taman
Sosoknya penuh guratan kenangan
Aku merindunya
Beberapa rindu memang diciptakan untuk menjadi alasan
Alasan menjadi diam
Alasan menjadi muram

Siapa yang mengerti?
Aku pernah berharap pagi tak bertemu malam
Dia seutuhya milikku
Siapa yang mengerti?
Aku pernah menanti bangku taman menghampiri
Tapi takdirnya hanya untuk menanti
Menanti orang lain yang juga berharap pagi tak bertemu malam
Menanti orang lain yang juga menanti bangku taman menghampiri
Menanti orang lain yang entah siapa




Have You Ever?




Pernah tidak? Merasa bahwa kamu menyesal menjalani keputusan yang telah kamu ambil. Terlepas keputusan itu baik atau buruk, terkadang seketika kamu merasa bahwa keputusan tersebut berdampak tidak baik pada kehidupanmu setelahnya. Kondisi yang kamu jalani tidak sesuai dengan apa yang kamu harapkan atau bahkan sampai menjadi beban mental tersendiri untukmu.

Wajar memang ketika sebuah penyesalan tiba-tiba datang dan membuyarkan semuanya. Bahkan pernyataan ‘penyesalan selalu datang di akhir’, saat ini seolah-olah memang sudah paten. Pada kenyataannya penyesalan memang selalu datang di akhir, setelah menimbang dan merenungkan kembali peristiwa-peristiwa apa saja yang terjadi pasca pengambilan keputusan. Seperti slideshow yang mengawang diatas kepala.

Pepatah mengatakan ‘daripada berteriak gelap, lebih baik berjalan menyalakan lilin sebagai penerang’. Memang benar adanya, daripada kita menyesali apa yang sudah terjadi lebih baik kita bangkit kembali, berfikir untuk mencari alternatif lain yang bisa kita jadikan manuver agar kita bisa keluar dari kubangan penyesalan.

Tentang penyesalan, apa sebenarnya penyebab dari penyesalan itu sendiri?. Tentu karena kamu merasa tidak bahagia sekarang. Percayalah bahwa apapun keputusan kita, yakini bahwa itu yang terbaik. Yang terjadi saat ini akan membawamu pada apa yang akan terjadi dimasa mendatang. Berbahagialah atas apa yang kita jalani sekarang, bersyukur akan membuat kita merasa cukup. ^^

Takdir terselip diantara pilihan, dan terjadi ketika pilihan ditentukan. Bahwa tuhan menempatkan kita ditempat kita sekarang bukan karena sebuah kebetulan

Minggu, 02 Februari 2014

Si Manis Makanan ‘superhero’



Pernah mendengar gula jawa harus menjadi bawaan wajib saat pendakian? Nahh bagi yang belum tau bahkan belum pernah mendengar coba perhatikan tulisan saya berikut ini.

Awalnya terdengar aneh memang ketika salah satu teman mendaki menyarankan membawa gula jawa sebagai bekal untuk pendakian saat itu. Dalam hati bertanya-tanya, tapi tetap saya iyakan saran teman saya. Pun tidak ada salahnya

Sepanjang perjalanan saya masih memikirkan apa gerangan sebenarnya kelebihan makanan manis ini. Padahal saya rasa makanan yang manis akan membuat kita cepat haus sehingga persediaan minum selama mendaki akan cepat habis. Rasa penasaran yang besar akhirnya mendorong saya untuk mencicipi manisnya si gula jawa, saat itu kira-kira sudah setengah perjalanan. Ditengah nafas yang terengah-engah, tenggorokan kering serta letih karena beban bawaan yang terlalu berat saya menghabiskan satu biji gula jawa. Tak seenak coklat memang, tapi cukup untuk dijadikan cemilan sebagai penghibur jarak. Lama saya menyadari bahwa perjalanan sebentar lagi sampai pada puncaknya. Saya benar-benar melupakan jarak dan tidak terasa letih telah mencapai perjalanan sejauh itu. Hanya saja saya masih bingung, kenapa dan bagaimana.

Barangkali begini, berbekal ilmu pengetahuan yang saya pelajari di SMA dulu bahwa gula jawa mengandung glukosa yang tinggi. Seperti yang kita ketahui, dalam proses respirasi melalui serangkaian reaksi terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi sehingga membentuk karbon dioksida dan air yang menghasilkan energi terutama dalam bentuk ATP. Seperti itulah kira-kira mengapa gula jawa sangat diperlukan saat pendakian.

Barangkali, hal ini pulalah yang menyebabkan semut dinobatkan menjadi hewan yang kuat seperti ‘superhero’, mampu mengangkat beban yang berkali-kali lipat lebih berat dari tubuhnya. Karena semut sangat menyukai makanan-makanan yang manis.


Barfi



Itulah cinta yang akan selalu kukenang, sama seperti kakek nenekku. Cinta sejati
untuk hidup bersama dan mati bersama dalam pelukan satu sama lain. Jadi tak ada lagi yang menangis karena ditinggalkannya. Bersama, meninggalkanku sendiri
” - Shruti -


BARFI! merupakan Film Bollywood kesekian yang mampu menyentuh hati dengan menaik turunkan emosi penontonnya termasuk saya. Film ini sebenarnya menyajikan konflik yang biasa, ciri khas film-film Bollywood lainnya yaitu seputar cinta segitiga. Tapi sungguh, film ini benar-benar dibungkus dengan rapi dan menarik. Setelah film 3 idiots dan taree zamen paar, menurut saya film ini perlu saya rekomendasikan untuk anda penyuka film-film melankolis yang sangat sensitif. 

Baiklah. sebagai pengantar saya rasa sudah cukup, selanjutnya anda akan saya bawa ke dunia barfi yang sesungguhnya.

Murphy (Ranbir Kapoor) pria yang baik, manis dan lucu. Hanya saja ia terlahir bisu dan tuli sehingga kerapkali ia menyebutkan dirinya sebagai Barfi. Tingkah nya selalu mengundang gelak tawa siapapun yang melihat.  Aksi kejar-kejarannya bersama polisi setempat pun kerap menjadi tontonan yang mengasyikan. Barfi selalu menguji kesetiaan orang-orang terdekatnya karena dia beranggapan suatu saat orang-orang akan meninggalkannya.

Suatu hari Barfi bertemu dengan Shruti Ghosh (Illeana D'cruz), gadis cantik yang mengikuti kepindahan ayahnya ke darjeeling. Setiap hari tanpa sengaja Barfi dan Shruti bertemu dalam situasi yang tidak terduga. Hal inilah yang menjadikan Barfi dan Shruti semakin hari semakin dekat. Sayangnya, Shruti adalah gadis yang sudah bertunangan. Demi kehormatan dan martabat keluarganya Shruti tetap menikahi tunangannya tersebut. Meskipun dalam hati Shruti masih sangat mencintai Barfi dan masih berharap kembali pada Barfi.

karena dia tak ada rencana untuk jatuh cinta. dia tak memikirkan konsekuensinya, dia tidak berpikir bagaimana hidup akan berubah. Dia hanya mencintainya tanpa syarat dan itu semua indah pada akhirnya” - Shruti –

Ditengah keputus asaannya pada cinta Shruti, Skenario mempertemukan kembali Barfi pada Gadis autis bernama Jhilmil (Priyanka Chopra). Jhilmil adalah teman semasa kecil Barfi yang hidup ditengah keluarga yang tidak harmonis. Seorang ibu yang tidak menginginkan kehadirannya, dan seorang ayah penjudi sudah cukup membuat Jhilmil terintimidasi dan tidak kerasan berada dirumahnya sendiri.

Oke...sudah bisa ditebak bukan siapa yang dipilih Barfi? Apa? Belum? Okeoke,, begini. coba bayangkan kalian sebagai Barfi. Perempuan pertama cantik dan kaya sedangkan yang satunya bahkan jauh dari sempurna, jelek dan autis. Pilih mana? Masih belum bisa ditebak? Coba tonton filmnya.!!

Tentu akan lebih menarik ketika menyaksikan langsung visualisasi tingkah konyol Barfi daripada sekedar membaca review. Yang kalian butuhkan hanya fokus, karena film ini akan susah dipahami dengan alur maju mundurnya.

Jadi.. selamat menyaksikan. ^^












Sabtu, 01 Februari 2014

Senja Menutup Mata




Senja menutup mata...

semburat sinarnya mengisyaratkan kejenuhan
keruh
tak bercahaya


Senja menutup mata...

menghimpit semangat yang semakin renta
mendadak bisu
dan seketika riuh


Senja menutup mata...

menjadi saksi sayap-sayap cemara
yang melepaskan diri, berkelana
mengapung diambang angan
terbang dibatas kebosanan


Apakah senja memang menutup mata?

bagaimana bisa senja menutup mata?
untuk apa senja menutup mata?


Aku bertanya...

lakon apa yang kuperankan ketika senja menutup mata?

Aku Semut dan Pagi Itu

Secangkir teh manis masih berada ditempatnya, dimeja kecil dekat pintu toko. Sebelum akhirnya saya memutuskan untuk lekas meminumnya. Sedetik kemudian saya hanya termangu, menatapi cangkir kaca dihadapan saya. Keinginan untuk menikmati hangatnya teh manis yang masih separuh cangkir pun serasa sirna, saya hanya berkerut dahi memandangi teh manis dihadapan saya. Ada sekumpulan semut kecil yang berenang-renang didalam cangkir teh saya, seperti korban kebanjiran yang akhir-akhir ini ngetop diberitakan melebihi artis sungguhan. Lama saya mengamati pergerakan si semut yang bila diartikan akan jadi begini : “ eee.. tolong dong angkat gue. Ntar kemanisan nii gue kelamaan disini.” Sampai akhirnya mereka menjadi mayat-mayat manis bergelimpangan didalam cangkir.


Niat menikmati secangkir teh manispun kembali urung, bukan karena mayat-mayat se semut tentunya. Ada hal lain yang mengusik pikiran saya, betapa mirisnya nasib si semut yang mati dalam kubangan kesenangannya sendiri. Kita semua mengetahui semut menyukai sesuatu yang manis, tetapi dalam kasus ini sungguh tidak lucu ketika semut akhirnya mati didalam secngkir teh manis. Hal yang sangat mereka sukai. Saya tidak tahu apa yang ada dipikiran mereka saat itu, mungkin mereka merasa senang atau bangga mati dikelilingi kenikmatan yang sangat mereka sukai. Hanya saja, saya sebagi manusia normal tentu memiliki prasangka buruk terhadap si semut-semut tadi, saya berfikir mereka terlihat serakah dan arogan ketika mati menjadi mayat-mayat manis seperti itu. Bagaimana tidak, si semut tidak perlu sebodoh itu mengorbankan dirinya tenggelam dalam lautan teh manis, mereka cukup mengecap-ngecap pinggiran cangkir mungkin. Jadi sampai saya memegang brownies sekarang ini, mungkin mereka masih bisa menikmati manisnya saya dan kue brownies.

Tapi lagi-lagi ini hanya sebuah pendapat dan ilusi fiktif saya. Yang pasti dan perlu kita ketahui adalah jangan sampai kita terjerumus karena kesenangan kita sendiri, karena kita terlalu menyukai sesuatu sehingga kita terlena dan terlupa akan diri kita sendiri.

Sekian pelajarn yang kecil dari semut kecil dan dari penulis kecil. Semoga bisa membawa makna dan perubahan yang besar.



Terimakasih dan sampai jumpa ^^