Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Minggu, 18 November 2012

Carilah pintu lain ketika satu pintu tertutup!!!! [bagian II]


Tinggallah hari penantian, dimana saya harus menunggu dengan harap-harap cemas akankah saya diterima masuk di Universitas Negeri Semarang sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab atau tidak. Pasalnya saya hanya mendaftar di satu perguruan tinggi dan dengan satu pilihan jurusan, ketika pilihan tersebut tidak lolos maka kesempatan saya menjadi mahasiswa akan benar-benar pupu. Berbeda dengan teman-teman saya yang memanfaatkan kesempatan dengan menyertakan tiga perguruan tinggi dan tiga pilihan jurusan pada kartu pendaftaran mereka. Yang artinya masih banyak kemungkinan bagi mereka.
Beberapa minggu saya masih dalam keadaan harap-harap cemas menunggu hasil pengumuman SNMPTN jalur undangan. Selama itu saya juga berfikir bagaimana ketika nanti saya benar-benar diterima, dengan apa saya akan membayar uang registrasi dan uang selama perkuliahan. Semakin sering saya tersungkur di atas sajadah mungil tiap sepertiga malam, mengadu pada sang khaliq. pergulatan batinpun masih berlanjut.
Ketika tiba hari pengumuman SNMPTN jalur undangan perasaan semakin tak menentu. Jantung berdetak semakin tak beraturan, bahkan untuk mengecek nama sendiri pun saya tak kuasa. Yanu dan mb izza lah sahabat baik saya di SMA yang melihat ada atau tidaknya nama saya di daftar peserta yang lolos SNMPTN.
Lama mb izza dan yanu berada di ruang pak jayadi. Keringat dingin mulai mengucur menerobos keluar dari persembunyiannya tanpa permisi, saya melihat mb izza dari kejauhan tampak murung. sontak hal itu membuat saya semakin tidak karuan. “aku nggak diterima aiyya...” bisiknya lesu. “bagaimana dengan saya mbak???” namun tidak saya dapati jawaban dari mb izza. Dari belakang tampak yanu yang berlari tergopoh-gopoh menghampiri saya dan mb izza. “aiyyaaaaa.... aku diterima”  teriak yanu dengan nafasnya yang masih tak beraturan. “bagaimana dengan saya yan??” dan saat itu saya masih belum bisa mendapatkan jawaban dari mereka berdua. Sedikit kecewa, saya terdiam menunggu sampai euforia kesedihan dan kebahagiaan mereka sedikit  meredam. Dan benar saja selang beberapa kemudian yanu memberitahukan pada saya bahwa ternyata saya diterima sebagai mahasiswa Pendidikan  Bahasa Arab di Universitas Negeri Semarang. Hampir tak percaya rasanya, saya salah satu dari 13 siswa SMA 1 Kesesi  yang lolos SNMPTN dari sekian banyak siswa SMA 1 Kesesi yang mendaftar SNMPTN jalur undangan. Subhanallah.... Allah masih memberikan Ma’unah-Nya kepada saya. Lagi....
 Tapi, mungkin memang belum saatnya semua masalah ini selesai. Masalah barupun muncul. “ibu nggak bisa membiayai kuliahmu nok, kalau registrasinya saja sudah 7.500.000. sebanyak itu... bagaimana nantinya” ya Allah apalagi ini. semua masalah yang muncul  hanya karena biaya. Sedangkan waktu yang saya punya untuk memutuskan mau saya ambil atau tidak kesempatan menjadi mahasiswa ini. Ketika itu Saya hanya bisa berharap semoga Allah mencurahkan lagi Mahabbah-Nya kepada saya, seperti sebelumnya masalah datang bertubi-tubi dan selalu saja ada penyelesaian yang Allah hidangkan kepada saya, dan kali ini saya berikrar ketika nanti saya bisa registrasi ulang di Universitas Negeri Semarang dan resmi tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab di Universitas Negeri Semarang saya akan istiqomah berjilbab menutup aurat . Semoga untuk kali ini....
“sana telfon budhe mu nok, minta tolong. Budhe mu kan orang punya. Siapa tahu mau membantu” ibu saya sempat menyarankan saya untuk bertandang ke rumah budhe saya di bekasi, dan benar saja ketika saya menelfon budhe menyampaikan niatan saya melanjutkan studi, budhe menyuruh saya mengunjunginya di bekasi sana. Saya pun berpikir, mungkin Allah menginginkan saya untuk sekali-kali bersilaturrahmi ke bekasi. Karena memang jarak yang begitu jauh, antara pekalongan bekasi, membuat saya belum pernah menyambanginya lagi setelah 13 tahun silam. Tepatnya ketika saya masih berusia 3 tahun.
Tiga hari saya berada di bekasi, tiga hari itu pula saya setiap pagi mencuci pakaian budhe sekeluarga, menunggu toko milik budhe ketika  budhe sekeluarga tidur siang, mencuci piring di dapur budhe ketika budhe dan keluarga selesai makan. Hanya satu harapan saya, budhe sudi meminjamkan uang untuk saya membayar uang registrasi. Ketika saya hampir putus asa menunggu jawaban budhe saya yang masih belum ada kejelasan, saya mengutarakan keinginan saya untuk pulang ke kampung halaman sembari mengutarakan kembali perihal niat saya melanjutkan studi. Sungguh jawaban yang diluar dugaan, “uangnya buat daftar sekolah citra....” padahal menurut saya citra masih belum begitu mebutuhkan, karena saat itu citra masih kelas II SMP, masih ada waktu satu tahun untuk mendaftar ke SMA. Sedangkan saya hanya tinggal menghitung hari. Astaghfirullah.... harus dengan apa? Harus bagaimana?
Sekembalinya dari bekasi saya hanya bisa tersungkur di pangkuan ibu, menangis dalam pangkuannya. Dan ternyata tanpa saya sadari ibu pun larut dalam bulir air mata yang jatuh membasahi pipi tirusnya. “nok....” ibu memandangiku lekat-lekat “sawah disana, ibu hibahkan buat kamu. Ibu jual buat bekal kamu kuliah. Nanti ketika kamu sudah merasa bisa mengembalikan, kembalikan buat bekal pendidikan adikmu kelak” ya Allah... ingin rasanya pita suara ini menggetarkan lengkingan kebahagiaan. Lagi, kau tunjukan kuasamu, kau curahkan Mahabbah-Mu, kau berikan Ma’unah-Mu. Begitu besar kasih sayang-Mu.
 Meski saya tahu ibu akan  sedikit susah merelakan satu-satunya sawah ibu, tapi saya yakin ibu akan membuat keputusan yang bijaksana. Dan inilah.... tanggung jawab terbesar saya terhadap ibu. Mengembalikan apa yang ibu berikan dan korbankan untuk saya.
Tanggal 31 Mei 2011 pertama kali bagi saya menginjakan kaki di semarang bersama 12 teman lainnya di dampingi pak urip selaku guru BK dan mas ozzy, mantan kakak kelas di SMA 1 Kesesi yang juga mahasiswa UNNES. Saya berhutang budi kepada mereka semua yang telah membantu kelancaran verifikasi dan lapor diri saya selama di semarang. Dan agenda program Pengenalan Akademik (PPA) diawali dengan upacara kemerdekaan di lapangan FIK UNNES. Sangat terasa keriuhan antusias mahasiswa baru UNNES saat itu, termasuk saya. 
suasana PPA saat saya menjadi MaBa

 
Dan sekarang, nyata. Saya berdiri disini sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab UNNES. Dulu saya mengikuti serangkaian agenda PPA, dan sekarang saya menjadi panitia PPA. 
saya saat menjadi panitia PPA
suasana PPA mahasiswa baru Jurusan Bahasa dan Sastra Asing UNNES angkatan 2012
 
Segala yang saya impikan dengan segala bentuk niat dan usaha kini menjadi nyata. Meski dengan setumpuk rintangan dan permasalahan yang tak kunjung mendapat penyelesaian. Allah Rabbku, Allah pemberi kekuatan kepada saya. Allah yang mencurahkan kasih sayang-Nya . Dan IBU saya tanggung jawab terbesar yang harus saya jaga. Harus saya buktikan bahwa perjuangan saya dan ibu saya tidak sia-sia. Meski sampai sekarang hal itu kerap menjadikan beban bagi saya. Tapi semoga saya bisa...... dan sampai sekarang saya masih menunaikan ikrar saya untuk berjilbab. CARILAH PINTU LAIN KETIKA SATU PINTU TERTUTUP kawan....!!!! yakinlah bahwa akan ada jalan keluar disetiap permasalahan karena tak ada permasalahan yang tak ada penyelesaiannya.  laa tahzan innallaaha ma’anaa.

Kamis, 01 November 2012

ini kita,, sayang

persembahan dari kita :)
tersenyumlah
lihatlah bahwa kita begitu tegar
lihatlah bahwa kita begitu bahagia
lihatlah dari kejauhan sana
ini dari kita
sayang
saranghae ana