Pernah mendengar gula jawa harus menjadi bawaan
wajib saat pendakian? Nahh bagi yang belum tau bahkan belum pernah mendengar
coba perhatikan tulisan saya berikut ini.
Awalnya terdengar aneh memang ketika salah satu
teman mendaki menyarankan membawa gula jawa sebagai bekal untuk pendakian saat
itu. Dalam hati bertanya-tanya, tapi tetap saya iyakan saran teman saya. Pun tidak
ada salahnya
Sepanjang perjalanan saya masih memikirkan apa
gerangan sebenarnya kelebihan makanan manis ini. Padahal saya rasa makanan yang
manis akan membuat kita cepat haus sehingga persediaan minum selama mendaki
akan cepat habis. Rasa penasaran yang besar akhirnya mendorong saya untuk
mencicipi manisnya si gula jawa, saat itu kira-kira sudah setengah perjalanan. Ditengah
nafas yang terengah-engah, tenggorokan kering serta letih karena beban bawaan
yang terlalu berat saya menghabiskan satu biji gula jawa. Tak seenak coklat
memang, tapi cukup untuk dijadikan cemilan sebagai penghibur jarak. Lama saya
menyadari bahwa perjalanan sebentar lagi sampai pada puncaknya. Saya
benar-benar melupakan jarak dan tidak terasa letih telah mencapai perjalanan
sejauh itu. Hanya saja saya masih bingung, kenapa dan bagaimana.
Barangkali begini, berbekal ilmu pengetahuan yang
saya pelajari di SMA dulu bahwa gula jawa mengandung glukosa yang tinggi. Seperti
yang kita ketahui, dalam proses respirasi melalui serangkaian reaksi
terkatalisis enzim, glukosa teroksidasi sehingga membentuk karbon dioksida dan
air yang menghasilkan energi terutama dalam bentuk ATP. Seperti itulah
kira-kira mengapa gula jawa sangat diperlukan saat pendakian.
Barangkali, hal ini pulalah yang menyebabkan semut
dinobatkan menjadi hewan yang kuat seperti ‘superhero’, mampu mengangkat beban
yang berkali-kali lipat lebih berat dari tubuhnya. Karena semut sangat menyukai
makanan-makanan yang manis.
2 komentar:
wah..keren ya ternyata gula jawa banyak manfaatnya..
tapi jangan kebanyakan ya, ntar di kerubutin semut.. :)
Nice Blog
wahh iya mas. makasii makasii ^^
Posting Komentar