Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Rabu, 12 Februari 2014

Laki-laki dan Poligami


Istilah poligami saat ini sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat. Dari remaja sampai yang tua, laki-laki perempuan, bahkan yang berpendidikan maupun orang awam sudah pasti mengetahui perihal fenomena unik ini. Sudah banyak sekali pembahasan mengenai hal ini, tapi lagi-lagi ada saja hal menarik yang bisa dijadikan pembahasan seputar poligami. Karena berbagai spekulasi tentu akan muncul dari berbagai versi.

Suatu waktu puluhan tanda tanya mengambang diatas kepala. “Apa sebenarnya yang ada dipikiran laki-laki ketika mereka memutuskan untuk menikah lagi (poligami)?” mencoba memposisikan diri sebagai laki-laki pun tidak membantu sedikitpun untuk menemukan apa gerangan sebenarnya. Karena pada dasarnya saya memang bukan seorang laki-laki, saya hanya seorang perempuan yang mencoba memandang  poligami dari sudut pandang laki-laki.

Beberapa waktu lamanya saya merenungkan jawaban atas pertanyaan saya sendiri, bahkan sesekali saya menanyakan kepada beberapa teman laki-laki yang notabene seorang mahasiswa. Jawabannya pun bermacam-macam, sedikit menggelitik memang. Namun, dari sekian banyak teman yang saya suguhi pertanyaan dengan berbagai macam jawabannya, ada satu hal yang selalu sama dan selalu saya temui saat melontarkan pertanyaan tersebut. Yang bersangkutan (red; laki-laki) akan berdiam sejenak, berkerut alis, barulah setelah beberapa saat hening mereka akan menjawab pertanyaan saya dengan jawaban yang menakjubkan. Entah jawaban apa yang mereka persiapkan dibelahan otak sana sebelum mereka lontarkan. Hanya saja, beberapa pertanyaan baru malah bermunculan. “apakah ini hanya sebuah jawaban naif?”

Kesalahan saya pada saat itu adalah menanyakan pertanyaan yang belum pernah dialami sendiri oleh teman-teman saya, jadi beberapa jawaban yang disampaikan pun tidak sealami yang saya inginkan. Mungkin akan lain cerita ketika saya menanyakan hal ini pada seseorang yang berniat melakukan poligami, atau bahkan yang sudah berpoligami.

Setelah melalui perenungan yang panjang, akhirnya saya menemukan jawaban yang sedikit membuka wawasan baru saya mengenai poligami. Tidak secara langsung memang, jawaban tersebut saya peroleh setelah membaca buku. Dalam buku “Catatan Hati Seorang Istri” milik mbak Asma Nadia hal ini dikupas secara mendalam. Pertanyaan yang sama disampaikan mbak Asma dalam bukunya pada catatan 1 yang berjudul “kalau saya jatuh cinta lagi”.

‘saya ingin mendalami pikiran laki-laki. Sebenarnya apa yang ada dikepala mereka ketika menikah lagi?’ –Asma Nadia-

‘sejujurnya mbak Asma, hanya ada satu alasan inti kenapa laki-laki menikah lagi. Dan itu bukan karena menolong, bukan karena kasihan atau alasan lain. Saya lelaki. Dan kalau saya menikah lagi itu murni karena saya suka dengan gadis itu. Saya jatuh cinta. Titik.’

Jawaban yang meyakinkan bukan? Dan saya kira memang begitu adanya kalau niat untuk menikah lagi benar-benar tulus seperti saat menikah yang pertama kalinya. Namun, ketika keinginan untuk menikah lagi ini didasari atas keinginan untuk menolong, karena kasihan atau alasan-alasan kemanusiaan lainnya itu beda cerita.

Untuk menyikapi perbedaan pendapat mengenai poligami, akan mustahil jika kita hanya melihatnya dari satu sisi saja. Maka dalam hal ini saya memberikan beberapa pandangan saya mengenai poligami dari berbagai sudut pandang.

Ada beberapa kelebihan dan kekurangan poligami jika dilihat dari sudut pandang laki-laki dan perempuan dalam hal duniawi dan ukhrowi.

Untuk laki-laki dalam hal duniawi poligami akan menguntungkan baginya. Dia bisa menikahi wanita manapun yang dia sukai, tapi bagi perempuan poligami akan sangat menyakitkan. Hidup dalam tekanan harus berbagi dengan wanita lain sungguh bukan sesuatu yang diharapkan oleh wanita manapun.

Tetapi poligami akan terlihat berbeda ketika kita melihatnya dalam hal ukhrowi. Bagi seorang laki-laki poligami merupakan tanggungjawab yang berat yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan di akhirat nanti. Bagaimana dia memperlakukan istri pertama dan kedua secara adil, serta bagaimana dia menjaga perasaan istri pertama dan kedua nya hal inilah yang akan dia pertanggungjawabkan nanti. Resiko yang sangat besar harus dia tanggung ketika memutuskan untuk berpoligami. Sedangkan bagi seorang perempuan, poligami merupakan salah satu ladang amal bagi dirinya. Dengan alasan berbakti dan ikhlas menerima suami berpoligami, bisa dia jadikan alternatif jalan menuju surga.

Jadi, mau seperti apa kita memandang hukum dan kebenaran poligami hendaknya kita kembalikan lagi pada pelaku dan pelaksana poligami, seperti apa mereka akan menjalani kehidupan nantinya. Dan bagi yang sama sekali belum mempunyai keinginan untuk berpoligami, saya sarankan untuk memikirkan dan merenungkan matang-matang sebelum menentukan pilihan. Semoga bijaksana dalam mengambil keputusan ^^

 “apa salahnya? jika suami diibaratkan teko...isinya boleh saja tumpah kemana-mana yang penting tekonya kan balik kerumah!”
Laki-laki
-Catatan Hati Seorang Istri-


1 komentar:

Drain Your Blood mengatakan...

poligami skrng cuman buat kepuasan, akhir dunia

Posting Komentar