3,18...???????!!!!
sontak siapapun yang mendengarnya pasti akan terperanjat. Bagaimana tidak,
deretan angka tersebut adalah IP saya semester ini, semester 3 di prodi
Pendidikan Bahasa Arab (PBA)Universitas Negeri Semarang (UNNES). Sebenarnya
angka tersebut tidaklah terlalu mengejutkan bagi mahasiswa lain selain
mahasiswa Prodi yang sedang saya geluti saat ini, pasalnya IP diatas 3 masih
dianggap wajar-wajar saja atau bisa dibilang cukup untuk seorang mahasiswa.
Tetapi, hal itu berbeda dengan kenyataan.
IP 3.18 di
Prodi saya sudah termasuk dalam jajaran IP terendah, dan mahasiswa Prodi
Pendidikan Bahasa Jepang (PBJ), Prancis (PBP), dan Mandarin (PBM) yang masih
dalam satu naungan jurusan yaitu Jurusan Bahasa dan Sastra Asing (BSA)pun sudah
mafhum akan hal itu, karena sudah bukan barang aneh lagi ketika Mahasiswa PBA
mendapat IP dan Nilai yang tinggi. Entah karena mayoritas mahasiswa nya yang
benar-benar menguasai bidangnya atau karena ‘kemurahan hati’ dosennya saya
tidak tau. Yang jelas saya sedikit menikmati keberuntungan ketika nilai saya
tinggi, tetapi tidak bisa dipungkiri lagi bagaimana kecewanya ketika
mendapatkan nilai ‘rendah’, ya seperti inilah rasanya. karena masalah tersebut,
Tidak jarang temanku dari Prodi Prancis melontarkan protes kerasnya padaku.
“kalian tu ya, dapet IP masih diatas 3 aja udah sambat, belum pernah tho
dapet IP 2,... 1,... atau 0,...??? ya jelas lah. Wong dosen kalian itu
baik hati kok, nggak pernah kasih nilai jelek. Nggak kaya PBP atau PBJ.” PBM
tidak disebutkan saat itu karena umurnya yang masih terlalu pendek,dan baru satu tahun sehingga tidak terlalu
mendapat sorotan.
Saya sering
berfikir, Ahk..sebenarnya tak baik bertahan karena belas kasihan, hal itu akan
membuat kita menjadi manja dan tidak sadar akan kemampuan kita sendiri, karena
terbiasa dengan nilai yang bagus. Hal itu juga akan memunculkan kekecewaan yang
amat sangat ketika sedikit saja nilai yang biasa ‘nyingkrik’ lengser
dari singgasananya.
Pernah suatu
ketika saya mendapati kakak angkatan di PBA menyesalkan nilai yang didapatnya.
“Ya Allah.... sepertinya saat Mata Kuliah Qiro’ah Basithoh (membaca) saya fasih
membaca, dengan intonasi yang benar dan lancar. Saya tidak terima kalau nilai
saya Cuma AB” begitu katanya dengan nada yang semakin meninggi.
Jedddeeerrr...!!!!
hal itu sontak membuat saya sedikit menahan
rasa kesal. Bagaimana tidak nilai, AB
adalah nilai yang cukup baik, satu tingkat dibawah nilai sempurna. Kok
ya masih saja disesalkan, benar-benar tidak ada rasa bersyukurnya sedikitpun.
Bagi saya yang tidak begitu menguasai bidang yang saya geluti saat ini yaitu
Bahasa Arab, hal itu merupakan cambuk yang sangat menyakitkan. Saya setengah
mati mendapatkan nilai baik. Ehk... kok yang lain pada ogah-ogahan dapet nilai
AB.
Ya...
barangkali itu pula yang teman-teman prodi lain rasakan. Mungkin kesan itulah
yang muncul dibenak mereka, “tidak bersyukur” terhadap apa yang didapat.
Kembali pada
IP 3.18, sampai detik ini pun saya masih membingungkan apa yang menyebabkan IP
saya turun begitu jauh dari yang semula 3.46. padahal saya rasa semester ini
usaha saya lebih ekstra dibanding dua semester sebelumnya, tetapi pada
kenyataannya IP saya semseter ini malah lebih pantas menyandang predikat IP
terendah sepanjang sejarah perkuliahan saya.
Tetapi seperti
apa yang saya katakan diatas, saya tidak ingin menjadi mahasiswa yang tidak
bersyukur. Saya tidak ingin ambil pusing pada apa yang saya dapatkan saat ini.
Bagaimana tidak, betapa saya benar-benar merasakan perjuangan mendapatkan IP
3,18. Betapa saya dengan bayang-bayang ketakutan mendapatkan IP jauh dibawah
itu. Dengan hal ini, saya patut bersyukur.
Sebelum
yudisium tanggal 25 Januari 2013 kemarin, saya sempat ‘mengintip’ IP dan IPK
saya di laman pplunnes.ac.id, saat itu baru nilai 14 SKS dari total 22 SKS yang
di input. dan IP saya hanya 3,12. Ya... 3.12 ketika itu saya masih memiliki
waktu 3 hari lagi sebelum yudisium, yang berarti hari itu tepatnya tanggal 22
Januari 2013. Selama itu, dalam setiap selesai sholat terselip disana do’a
untuk IP saya yang malang. “ya Allah,, selamatkanlah IP saya dari ambang
kehancuran.” (maksud saya adalah jangan sampai turun menjadi 2,..) saat itu
saya takut IP saya akan turun ketika nilai yang lain masuk. Pasalnya tugas
akhir mata kuliah Bimbingan dan Konseling saya ditolak mentah-mentah oleh dosen
tercinta (untuk kronologi lebih lanjut peristiwa ini pernah saya post. Silahkan
dibaca “ditolak dosen”) Nah.... baru saya ingat, ternyata penolakan tugas akhir
itu sedikit banyak mempengaruhi IP saya semester ini, hal itu pulalah yang
menahan kepulangan saya karena ketakutan saya mendapatkan nilai K. Dan do’a pun
berlanjut. “ya allah... saya tau sungguh tidak pantas saya mendapatkan nilai A
untuk mata kuliah BK yang tanpa nilai tugas akhir, tapi saya juga tidak
berharap mendapat nilai lebih rendah dari B, Minimal B. Atau kalau tidak, K pun
tidak masalah asalkan saya bisa mengurus dan memperbaiki nilai saya meski
dengan ganti tugas yang mungkin akan lebih berat dari tugas akhir saat itu”
penawaran pun saya lakukan. Apa boleh buat, hanya itu usaha terkakhir yang bisa
saya lakukan.
2 hari
berlalu, terbersit ide iseng membuka akun jejaring sosial. Disana terpampang
tulisan-tulisan yang lebih mirip disebut sebagai ‘sampah’ karena saking
banyaknya, ya ‘sampah pikiran’ yang harus dibuang. Dan facebook lah korban
utamanya. Mulai dari “Alhamdulillah,, IP ku udah tumbuh. Udah nggak imut-imut
lagi” yang artinya IP nya lagi naik. Atau “percuma aja dapet A kalau juga dapet
C. Sama aja bo’ong....kecewaaaa >,<” dengan emoticon yang lebih
menyeramkan dari wajah aslinya. Atau juga “nggak merasa belajar apa yang saya
pelajari” bentuk ketidakpuasan yang mendalam. Ada lagi “syukuri apa yang ada.
Meski tak begitu memuaskan, semester depan harus lebih baik,, semangat” status
yang sama pada yudisium-yudisium sebelumnya. Oops, tunggu. Nilai A, nilai C???
Sudahkah nilai bisa dilihat??? Secepat kilat saya membuka tab baru dari
jejaring sosial menuju SIKADU dan pplunnes.ac.id, hasilnya NIHIL. Masih sama
seperti 2 hari yang lalu. Tapi darimana datangnya nilai A dan nilai C??? Saya
mencari rujukan yang terpercaya kesegala penjuru. Dan akhirnya, ditemukanlah
cara ‘mengintip’ IP sebelum yudisium. Cara yang sedikit aneh, membuka akun
facebook dan sikadu berbarengan. Membuka tab baru lagi dan masukan alamat on.fb.me/10GVZ5Q pada address bar Dannnn.... IP saya 3,18. Ya Allah, sungguh tidak bisa
dipercaya. Allah Tuhanku memberikan ma’unah nya, ma’unah yang saya harapkan
selama 2 hari ini. Tapi perjuangan belum selesai, Pencarian pun berlanjut. B,B jariku terhenti pada baris
ke dua. Lebih tepatnya pada mata kuliah BK, dan nilai saya B besar (sengaja saya
buat besar pada tulisan ini). Lagi... Allah memberikan ma’unahnya kepada saya,
setelah sebelumnya saya rasakan pada perjalanan panjang saya memasuki almamater
tercinta UNNES pada postingan “carilah pintu lain ketika satu pintu tertutup”
dan baru saja pada postingan ini sebelum mendapatkan IP 3,18. Subhanallah,
Allahu Akbar.... dan kali ini giliran saya yang sama ababilnya dengan
mahasiswa lain, mengadu di jejaring sosial. “bukankah ma’unah yang diharapkan
masih diberikan???? Tidak perlu merasa sedih bukan????? J”
Ya... saya tidak perlu merasa
sedih dengan IP seminim itu dibanding dengan teman-teman mahasiswa PBA lainnya. Saya tidak perlu protes dengan
nilai yang dipenuhi dengan huruf B dan AB tanpa huruf A pada semseter ini.
Sebaliknya, saya perlu bersyukur. Dengan keterbatasan saya, saya mendapat IP
3,18 angka yang tinggi menurut mahasiswa lain dengan IP lebih rendah dari saya.
Dan Dengan penawaran terkahir saya pada Allah Rabb ku, saya diselamatkan dari
menyedihkannya IP 2,.. dan nilai dibawah B atau mendapatkan K. Apalagi yang
perlu disesali??? Apa yang membuatku harus bersedih??? Bukankah semua do’a
telah Allah kabulkan??? Bukankah semua yang saya harapkan telah Allah
berikan??? Sekarang hanya tinggal merelisasikan rasa syukur, dengan berusaha
mendapatkan pencapaian yang lebih baik dari saat ini. J
“wa man yattaqillaha yaj’al
lahu makhraja” Dan siapa yang bertakwa kepada Allah maka dia akan
menjadikan untuknya jalan keluar.
4 komentar:
hahaha
Mba cara intip nilai gmn, kok udh ga bisa?
maaf mas fajar, baru sempat di bls. udah ndak bisa di intip. sekarang proteksinya lebih ketat. sabar menunggu nilai selanjutnya ya :)
cerita yg menarik :)
Posting Komentar