Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Senin, 28 Januari 2013

Ditolak Dosen



“Sekarang tanggal berapa??? Ya sekarang lah...!!!” begitu pertanyaan yang dijawab sendiri oleh dita, temanku satu Prodi di Pendidikan Bahasa Arab (PBA) UNNES. Sebaris kalimat itu serasa petir di pagi buta yang begitu mengejutkanku. Bahkan aku Belum sempat memikirkan jawabannya, dita sudah berlalu meninggalkanku dan ruang kuliah mata kuliah Evaluasi Pengajaran Bahasa Arab pagi itu. “mau kemana?” teriakku ditengah hiruk pikuk  perpindahan jam kuliah mahasiswa yang berebut jalan di gedung sempit ini menuju tujuannya masing-masing. “ngeprint tugas!!” jawabnya tergesa-gesa.
Aku begitu bodoh saat itu, bahkan tanggal berapa batas akhir pengumpulan tugas akhir BK aku lupa. Atau melupakannya??? Dan tugasku belum rampung.!!!  Ah entahlah, Yang jelas aku tak mengingat apapun. Secepat kilat aku pun berlalu menuruni anak tangga gedung B4 Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNNES. Setibanya di serambi gedung imut ini, petir  pagi buta masih belum bosan mengagetkanku. Di gazebo sana, kulihat kerumunan orang-orang yang memperhatikan dengan seksama jalannya kampanye dialogis ketiga calon ketua HIMPRO BSA. Dalam hati aku mengumpat “aishhhh... kenapa semua yang penting harus bersamaan sih!!!” kalimat yang lebih cocok menyandang tanda tanya itu kububuhi dengan tanda seru untuk mengexpresikan betapa kesalnya aku saat itu.
Ditengah perdebatan batin antara setan dan malaikat, antara tugasku di kampanye dialogis dan tugasku pada mata kuliah BK aku berteriak sekencang-sekencangnya didalam hati. Akhirnya kuseret langkah kakiku menuju gedung B1 FBS UNNES tempat dimana sebentar lagi hidup dan mati nilai BK ku dipertaruhkan. Ya,, disitulah tempat kuliah BK rombel 34 berlangsung.
Kulirik jam di hape menunjukan pukul 09.12 WIB, semakin kupercepat seretan kakiku menuju gedung B1. Tiba di ruang 206 langsung kulempar tubuhku pada kursi kayu mungil, kupandang wajah innosence dosenku. “oh no.... dosennya mana??? Belum dateng po???” tanyaku heran pada teman sebelah yang entah siapa namanya. Terang saja aku begitu heran ketika dosenku itu belum datang sampai sekarang, bukan tabiat beliau datang terlambat. Lagi-lagi aku mengumpat dalam hati “tiwas mlayu nggendring, dosenku belum dateng. Atau malah nggak dateng???” tetapi sesaat kemudian muncul sedikit kelegaan dalam hatiku. Pasalnya, masih ada kesempatan untukku merampungkan tugas yang tertunda.
Lama kutunggu hingga jam 10.00 WIB, dosenku belum datang. Bahkan, komting pun tak terlihat batang hidungnya. “apa-apaan si ini, dit coba hubungi komting deh” pintaku pada dita. “nggak bisa, nggak bisa dihubungin nomernya” balasnya dihiasi dengan wajah masam semasam jeruk nipis. “masa??? Sejam yang lalu dia online kok” khoti menimpali. Vivi yang juga temanku satu Prodi di PBA hanya tersenyum saat itu.
Bosan menunggu, akhirnya dita mengajakku meninggalkan ruang yang hampir menjadi tempat pembantaian nilaiku itu. Sempat dita menitipkan tugasnya pada vivi, tapi vivi menolak. Dan akhirnya, tugaspun dibawa pulang. Teman-teman yang lain juga bergegas meninggalkan ruangan. “mau dikumpulin sendiri-sendiri apa mau langsung pada pulang??” tanyaku pada gadis manis dari jurusan Bahasa dan Sastra Jawa. “pulang aja deh” jawabnya disertai senyum manis bibir tipis itu.
v   
“ibuuuuukkkkk” sapaku girang pada mahasiswa bertubuh bongsor. Ya.. mbak Rani, mahasiswa semester 5 Pendidikan Bahasa Prancis yang lebih akrab kusapa ibuk. “apa?” jawabnya tegas. Dan bla..bla.. kuceritakan pengalaman menjengkelkan mengenai tugas BK ku. “terus sekarang tugasnya udah jadi?” tanya ibuk padaku. “udah lah buk, beruntung kemarin bapaknya nggak dateng. Jadi bisa sedikit bernafas lega nyusulin tugasku yang belum jadi. Hehe” timpalku enteng
Drrrttt...drrrrttt.....
Hapeku bergetar ria.
Sedetik kemudian pesan sudah terbaca. Dalam 5 menit pesanpun kubalas
To:
Vivi
Iya ini aku jg lg hbngin komting sm pak dosen tercinta. Tp tetep nggak ada tanggepan ik :’(
Ya nanti kl nggak ada tnggepan jg, besok lgsung dkmpulin ke ruangan y aja. Di fakultas sebelah. Gmana??
Ternyata cara pikirku dan vivi sama, kami menunggu menghubungi kedua orang penting itu sampai bosan. Dan benar saja, sampai esok hari pun tetap tak ada tanggapan dari komting dan dosenku. Akhirnya aku berdua vivi meluncur ke fakultas sebelah. Baru saja kaki ini mendarat dari motor pinjaman, kudapati dosenku sedang duduk dalam ruangan kosong di depan netbook. “pucuk dicinta ulam pun tiba” seloroh vivi melayangkan tawa evil nya.
Betapa senangnya aku saat itu. merasa menang pada tugas yang hampir membunuh nilaiku, aku berjalan santai mendekati dosen innosence itu. “Assalamu’alaikum. Pak...” belum selesai aku dan vivi mengutarakan keinginan mengumpulkan tugas, dosen innosence itu sudah mengajukan tangan kanan nya menolak tugas kami. “dibawa pulang aja mbak” tuturnya diselingi tawa kecil. Petir pagi buta menyambarku lagi kali ini, mataku menggenang dibuatnya. “lhoh..kenapa pak???” tanya vivi penasaran. “kan sudah terlambat mbak” jawabnya lagi masih dengan tawa kecil yang kecut. “kita udah hubungi bapak dari kemarin tapi nggak ada tanggapan pak” kata vivi lagi. “ya karena saya tau kalian sudah terlambat. Jadi dibawa pulang aja tugasnya, komting kalian juga seperti itu memohon-mohon di telfon. Ya akhirnya tak diamkan saja” tawanya lagi lebih keras. Aku kehilangan kata-kata saat itu, sedang vivi masih saja berusaha mencari pembenaran atas apa yang kita lakukan. Dan hasilnya, NIHIL. Beliau masih tetap pada iman nya.
Dunia serasa gelap bagiku dan vivi, petir pagi buta masih saja menyambar. Serasa berjalan dalam hujan dalam film-film saat si lakon mengetahui kenyataan yang tak ingin diketahuinya. Sejenak mata kami bertemu, aku dan vivi. “ditolak dosen....” dan tamat. :’(

0 komentar:

Posting Komentar