“Sekarang
tanggal berapa??? Ya sekarang lah...!!!” begitu pertanyaan yang dijawab sendiri
oleh dita, temanku satu Prodi di Pendidikan Bahasa Arab (PBA) UNNES. Sebaris
kalimat itu serasa petir di pagi buta yang begitu mengejutkanku. Bahkan aku
Belum sempat memikirkan jawabannya, dita sudah berlalu meninggalkanku dan ruang
kuliah mata kuliah Evaluasi Pengajaran Bahasa Arab pagi itu. “mau kemana?”
teriakku ditengah hiruk pikuk
perpindahan jam kuliah mahasiswa yang berebut jalan di gedung sempit ini
menuju tujuannya masing-masing. “ngeprint tugas!!” jawabnya tergesa-gesa.
Aku begitu
bodoh saat itu, bahkan tanggal berapa batas akhir pengumpulan tugas akhir BK
aku lupa. Atau melupakannya??? Dan tugasku belum rampung.!!! Ah entahlah, Yang jelas aku tak mengingat
apapun. Secepat kilat aku pun berlalu menuruni anak tangga gedung B4 Fakultas
Bahasa dan Seni (FBS) UNNES. Setibanya di serambi gedung imut ini, petir pagi buta masih belum bosan mengagetkanku. Di
gazebo sana, kulihat kerumunan orang-orang yang memperhatikan dengan seksama
jalannya kampanye dialogis ketiga calon ketua HIMPRO BSA. Dalam hati aku
mengumpat “aishhhh... kenapa semua yang penting harus bersamaan sih!!!” kalimat
yang lebih cocok menyandang tanda tanya itu kububuhi dengan tanda seru untuk
mengexpresikan betapa kesalnya aku saat itu.
Ditengah
perdebatan batin antara setan dan malaikat, antara tugasku di kampanye dialogis
dan tugasku pada mata kuliah BK aku berteriak sekencang-sekencangnya didalam
hati. Akhirnya kuseret langkah kakiku menuju gedung B1 FBS UNNES tempat dimana
sebentar lagi hidup dan mati nilai BK ku dipertaruhkan. Ya,, disitulah tempat
kuliah BK rombel 34 berlangsung.
Kulirik jam di
hape menunjukan pukul 09.12 WIB, semakin kupercepat seretan kakiku menuju
gedung B1. Tiba di ruang 206 langsung kulempar tubuhku pada kursi kayu mungil,
kupandang wajah innosence dosenku. “oh no.... dosennya mana??? Belum dateng po???”
tanyaku heran pada teman sebelah yang entah siapa namanya. Terang saja aku
begitu heran ketika dosenku itu belum datang sampai sekarang, bukan tabiat
beliau datang terlambat. Lagi-lagi aku mengumpat dalam hati “tiwas mlayu
nggendring, dosenku belum dateng. Atau malah nggak dateng???” tetapi sesaat
kemudian muncul sedikit kelegaan dalam hatiku. Pasalnya, masih ada kesempatan untukku
merampungkan tugas yang tertunda.
Lama kutunggu
hingga jam 10.00 WIB, dosenku belum datang. Bahkan, komting pun tak terlihat
batang hidungnya. “apa-apaan si ini, dit coba hubungi komting deh” pintaku pada
dita. “nggak bisa, nggak bisa dihubungin nomernya” balasnya dihiasi dengan
wajah masam semasam jeruk nipis. “masa??? Sejam yang lalu dia online
kok” khoti menimpali. Vivi yang juga temanku satu Prodi di PBA hanya tersenyum
saat itu.
Bosan
menunggu, akhirnya dita mengajakku meninggalkan ruang yang hampir menjadi
tempat pembantaian nilaiku itu. Sempat dita menitipkan tugasnya pada vivi, tapi
vivi menolak. Dan akhirnya, tugaspun dibawa pulang. Teman-teman yang lain juga
bergegas meninggalkan ruangan. “mau dikumpulin sendiri-sendiri apa mau langsung
pada pulang??” tanyaku pada gadis manis dari jurusan Bahasa dan Sastra Jawa.
“pulang aja deh” jawabnya disertai senyum manis bibir tipis itu.
v
“ibuuuuukkkkk”
sapaku girang pada mahasiswa bertubuh bongsor. Ya.. mbak Rani, mahasiswa
semester 5 Pendidikan Bahasa Prancis yang lebih akrab kusapa ibuk. “apa?”
jawabnya tegas. Dan bla..bla.. kuceritakan pengalaman menjengkelkan mengenai
tugas BK ku. “terus sekarang tugasnya udah jadi?” tanya ibuk padaku. “udah lah
buk, beruntung kemarin bapaknya nggak dateng. Jadi bisa sedikit bernafas lega
nyusulin tugasku yang belum jadi. Hehe” timpalku enteng
Drrrttt...drrrrttt.....
Hapeku bergetar ria.
Sedetik kemudian pesan sudah
terbaca. Dalam 5 menit pesanpun kubalas
To:
Vivi
Iya ini aku jg lg hbngin
komting sm pak dosen tercinta. Tp tetep nggak ada tanggepan ik :’(
Ya nanti kl nggak ada tnggepan
jg, besok lgsung dkmpulin ke ruangan y aja. Di fakultas sebelah. Gmana??
Ternyata cara
pikirku dan vivi sama, kami menunggu menghubungi kedua orang penting itu sampai
bosan. Dan benar saja, sampai esok hari pun tetap tak ada tanggapan dari
komting dan dosenku. Akhirnya aku berdua vivi meluncur ke fakultas sebelah.
Baru saja kaki ini mendarat dari motor pinjaman, kudapati dosenku sedang duduk
dalam ruangan kosong di depan netbook. “pucuk dicinta ulam pun tiba”
seloroh vivi melayangkan tawa evil nya.
Betapa
senangnya aku saat itu. merasa menang pada tugas yang hampir membunuh nilaiku,
aku berjalan santai mendekati dosen innosence itu. “Assalamu’alaikum. Pak...”
belum selesai aku dan vivi mengutarakan keinginan mengumpulkan tugas, dosen
innosence itu sudah mengajukan tangan kanan nya menolak tugas kami. “dibawa
pulang aja mbak” tuturnya diselingi tawa kecil. Petir pagi buta menyambarku
lagi kali ini, mataku menggenang dibuatnya. “lhoh..kenapa pak???” tanya vivi
penasaran. “kan sudah terlambat mbak” jawabnya lagi masih dengan tawa kecil
yang kecut. “kita udah hubungi bapak dari kemarin tapi nggak ada tanggapan pak”
kata vivi lagi. “ya karena saya tau kalian sudah terlambat. Jadi dibawa pulang
aja tugasnya, komting kalian juga seperti itu memohon-mohon di telfon. Ya
akhirnya tak diamkan saja” tawanya lagi lebih keras. Aku kehilangan kata-kata
saat itu, sedang vivi masih saja berusaha mencari pembenaran atas apa yang kita
lakukan. Dan hasilnya, NIHIL. Beliau masih tetap pada iman nya.
Dunia serasa
gelap bagiku dan vivi, petir pagi buta masih saja menyambar. Serasa berjalan
dalam hujan dalam film-film saat si lakon mengetahui kenyataan yang tak ingin
diketahuinya. Sejenak mata kami bertemu, aku dan vivi. “ditolak dosen....” dan
tamat. :’(
0 komentar:
Posting Komentar