Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Sabtu, 29 Juni 2013

Menyelami Hikmah Dibalik Naiknya Harga BBM



Diberitakan baru - baru ini, harga BBM akan naik. Tentunya berita ini sudah banyak diketahui oleh masyrakat karena maraknya media yang memberitakan kenaikan harga BBM. masyarakat dari berbagai elemen pun turun untuk demonstrasi perihal naiknya BBM dan menuntut turunya SBY-Boediyono, kritik kritik pun berlemparan. saya melihat dan berkata “wow hebat sekali kritiknya”, tetapi kembali saya penasaran, apakah elemen elemen itu sudah mengkaji tentang kenaikan BBM itu  sendiri atau tidak ?
Indonesia memliki harga BBM yang kecil dibanding negara berkembang lainya, namun apa yang terjadi kita hanya melihat ini dalam kacamata apriori terhadap setiap kebijakan, apakah kita masih berharap dengan jumlah masa dapat menjatuhkan suatu kebijakan pemerintah ? lalu sampai kapan kita ini berpikir anarkis? Ini saatnya mahasiswa kembali ke fitrahnya sebagai kaum intelektual. Dan sudah bukan jamanya mahasiswa menjawab segala pertanyaan hanya dengan alasan normatif yaitu “kasihan rakyat kecil”. Perlu diingat pada momen seperti ini, saya yakin orang yang mengaku sebagai “rakyat kecil” tersebut akan bertambah drastis jumlahnya.
Banyak kawan-kawan berteriak bahwa kita termasuk negara penghasil minyak. Menurut saya kitapun tidak bisa lagi disebut negara penghasil minyak seperti dulu pada tahun 1969 ketika produksi minyak kita 1,6 juta barrel per hari, pemakaian dalam negeri 1 juta barrel perhari dan masih tergabung dengan OPEC. Namun realita yang terjadi dimasyarakat ini adalah banyak bertambahnya penggunaan BBM yang besar pasak daripada tiang, yang berakhir pada tahun 2003 akhirnya indonesia bukan lagi menjadi negara Eksportir Minyak dan berubah status menjadi Nett Oil Importir. kalau saja indonesia dapat menaikan lifting oilnya menjadi beberapa juta barrel per hari, niscaya indonesia dapat kembali menjadi anggota opec. Tetapi kita juga tidak dapat melihat dari sisi ini saja, karena kemungkinan besar pasokan minyak di indonesia dapat habis dalam hitungan puluhan atau belasan tahun.
Logika dan analisis kecil saya, meski kita kaya akan minyak tetapi carut marut pengelolaannya membuat kita harus Impor dan mengikuti harga pasar dunia yang terus naik. Sedangkan APBN kita sudah ngos-ngosan untuk menambal subsidi BBM. Disamping itu, faktanya adalah bahwa subsidi BBM yang paling besar adalah Premium. Sementara penikmat Premium selama ini sebagian besar merupakan orang-orang yang tergolong mampu. Dengan naiknya harga BBM, hal itu akan mengurangi subsidi BBM yang terbuang percuma. Dan akan lebih bermanfaat ketika dana subsidi digunakan untuk sektor lain yang lebih membutuhkan seperti sektor Pendidikan maupun Kesehatan.
Sebagai rakyat indonesia, saya haya mencoba mengajak kawan kawan berpikir bukan hanya mudaratnya tetapi juga manfaatnya daripada kenaikan BBM ini. Yang dipermasalahkan seharusnya antisipasi terhadap dampak apa yang terjadi ketika naik baik itu terhadap ekonomi makro maupun ekonomi mikro, dan solusi apa untuk mengurangi dampak kekacauan yang dalam artian masih mungkin terjadi. dengan naiknya BBM maka Anggaran untuk pemerintah jelas akan bertambah, mengapa kita tidak berpikir panjang, dan merancang dari awal untuk sebuah pergerakan yang lebih bersifat elegan untuk membicarakan tentang rencana penggunaan keuntungan dana pemerintah yang akan jauh meningkat setelah BBM naik ? jadi kawan kawan bagaimana menurut kalian ? akan dikemanakan dana lebih itu ?,


0 komentar:

Posting Komentar