Subhanallah....
Entah kapan dan
dengan siapa, saya akan bersanding layaknya mempelai pada umumnya. Kalau ditanya sudah
siapkah saya dengan segala resiko menjadi seorang istri? Ya... saya siap.
Dengan tanpa keraguan sedikitpun.
Tapi....
lagi-lagi masalah kapan dan dengan siapa saya akan bersanding yang menjadi
topik pembicaraan yang perlu dikaji lebih lanjut.
satu nama,,
tak jarang nama itu bertandang menyambangi pikiranku. Ya,, satu nama. Hampir
dua tahun terakhir aku mengenalnya. Bukan tanpa alasan tentunya nama itu sering
bertamu di pikiranku. Dia, banyak orang bilang dia orang yang cerdas, bijaksana
pembawaannya. Disamping itu, dia pun orang yang peka terhadap lingkungannay.
Berkali-kali dia membantuku dalam kepanitiaan di sebuah organisasi, tak jarang
petuah-petuahnya pun jadi panutan untukku melangkah di keorgnisasian. Ketika
aku mengalami titik jenuh tertinggi, dialah orang yang pertama kali
menyuntikkan secair harapan unntukku alirkan menjadi semangat. Dan satu lagi
yang benar-benar membuatku tidak bisa memungkiri bahwa aku memang mengidolakan
sosoknya adalah, perilakunya yang seolah-seolah menjadi setetes embun di padang
pasir tidak berlaku secara personal. Tidak hanya untukku tapi untuk mereka yang
memang membutuhkan petuahnya.
Makin lama
pohon tumbuh, semakin akan dia memunculkan buahnya. Begitu juga aku, semakin
sering dia/ memberikan perhatiannya padaku semakin aku mengidolakan,
bahkan kalau boleh aku menentukan jodohku sendiri akan kupilih satu nama itu
sebagai jodohku.
0 komentar:
Posting Komentar