Saat kecil dulu saat saya masih duduk di bangku SMP, seorang
guru seni budaya yang selalu mempunyai banyak cerita menarik bertanya ketika
mengajar dikelas. “kalian tau kenapa buah pohon beringin sangat kecil? Kenapa tidak
seperti buah semangka agar bisa dinikmati saat berteduh dibawahnya pohonnya?”. Serempak
kami menjawab “tidak tau pak”.
Kami menebak-nebak apa gerangan jawaban yang benar. Beberapa berpikir
itu hanya tebakan saja dan jawabannya tentu akan terdengar konyol, sedangkan
beberapa lagi mencoba mengajukan jawabannya satu-persatu. Semua jawaban yang
kami ajukan salah menurut guru saya, sejenak beliau terdiam dan kemudian
tersenyum seperti menantang kami. Hehe
Beberapa menit kemudian sebuah jawaban terkuak. “coba kalian
bayangkan, apa yang terjadi jika buah pohon beringin sebesar buah semangka?
ketika kalian berteduh dibawah rindangnya dan sayup-sayup mulai mengantuk dibuai
angin. Tiba-tiba kalian dikejutkan oleh jatuhnya buah pohon beringin yang
sebesar pohon semangka. Beruntung jika buah tersebut jatuh tepat didepan
kalian, kalian bisa menyantapnya dengan nikmat. Tetapi jika buah tersebut jatuh
dan menjatuhi hidung kalian? Apa yang akan terjadi? Seketika hidung kalian
pesek bukan?” seketika kelas menjadi ramai karena teman teman sibuk tertawa
terbahak-bahak mendengar jawaban guru saya.
Cerita yang sederhana memang, hanya cerita masa kecil. Tetapi dari
situ saya bisa belajar bahwa segala sesuatu diciptakan sudah sesuai pada takarannya
masing-masing dan sudah pada tempatnya. Seperti kita, apa yang kita dapatkan
sekarang sudah direncanakan oleh perancang yang ahli, oleh Allah SWT. Hanya bersyukur
dan percaya bahwa Tuhan menempatkan kita ditempat kita sekarang bukan karena
sebuah kebetulan. Hanya menunggu kejutan-kejutan yang nanti akan Allah
datangkan, kejutan menarik maupun kejutan yang menantang tentunya. ^-^