Potret yang menghangatkan
Disepanjang
semilir anginnya...
Bagi jiwa yang
terlunta oleh bisingnya kota
Keramahan yang
mengharukan
Dibalik angkuh
tebingnya...
Membayar keletihan
dengan suguhan yang tak tergantikan
Jurangmu adalah
kegelapan
Tebingmu benteng
kesunyian
Dan puncakmu
adalah titik ketenangan
Lama ataupun
segera...
Aku akan kembali
Menuruni
jurang-jurangmu
Menapak tegap pada
tebing-tebingmu
Dan meninggalkan
sepi dinginmu,,
Aku pergi bukan
untuk melupakan
Tapi untuk menceritakan
keramah tamahanmu pada dunia luar
Untuk menunjukan
eksotikanya langit subuh yang menggantung
Dan mengabarkan
bisik-bisik para pejuang